PPKM Lanjut atau Tidak, Ini Pertimbangan Guru Besar Fakultas Kedokteran UI

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Senin, 09 Agustus 2021 | 12:53 WIB
PPKM Lanjut atau Tidak, Ini Pertimbangan Guru Besar Fakultas Kedokteran UI
Ilustrasi PPKM level 4 (Kolase foto)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah kembali akan mengambil keputusan terkait perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat alias PPKM Level malam ini.

Guru Besar Fakultas Kedokteran UI Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan, ada sejumlah hal yang patut dijadikan pertimbangan sebelum mengambil keputusan melanjutkan PPKM atau tidak.

Menurut Prof Tjandra, adalah jumlah pasien Covid-19 meninggal tiap harinya yang masih berkisar di angka 1.500. Di saat bersamaan, angka bed occupancy rate (BOR) atau keterisian tempat tidur di rumah sakit menurun.

"Positivity rate masih sekitar 25 persen, atau 5 kali lipat batas WHO yang ada di angka 5 persen," ujar pria yang kini menjabat sebagai Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI ini, dalam keterangan tertulis yang diterima Suara.com.

Baca Juga: Hari Ini PPKM Berakhir, Luar Jawa Alami Lonjakan Kasus Covid, Apakah Diperpanjang Lagi?

INFOGRAFIS: Apa Beda Aturan PPKM Level 3-4 dan PPKM Darurat?
INFOGRAFIS: Apa Beda Aturan PPKM Level 3-4 dan PPKM Darurat?

Tjandra mengatakan selain pertimbangan di atas, ada tiga hal lain yang perlu menjadi perhatian utama saat ini, sebelum mengambil keputusan terkait PPKM.

Pertama adalah upaya maksimal untuk menurunkan angka kematian. Di sini, peran pemerintah daerah untuk terus melakukan testing dan tracing amat penting.

"Harus evaluasi dan monitor secara ketat, dan dilakukan penyesuaian bila diperlukan," paparnya.

Kedua, pelonggaran PPKM di suatu daerah harus pula mempertimbangkan daerah lainnya yang berbatasan langsung.

WHO saat ini memiliki standar terhadap penularan di komunitas (community transmission) dan aspek respons kesehatan masyarakat.

Baca Juga: Rakyat Kembali Tanggung Risiko, Hasil PPKM Bakal Rusak Gara-gara TKA China

Ketiga, adalah pelaksanaan komunikasi risiko yang baik antara pemerintah dengan praktisi di lapangan. Penting juga untuk melakukan analisa ilmiah yang valid dan lengkap untuk dasar pengambilan keputusan.

"Jika aspek di atas sudah ada perbaikan maka dapat dipertimbangkan pelonggaran secara bertahap dengan amat hati-hati," paparnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI