Ilmu Kesehatan Masyarakat: Pengertian, Sejarah dan Perkembangan, Hingga Ruang Lingkupnya

Jum'at, 06 Agustus 2021 | 14:15 WIB
Ilmu Kesehatan Masyarakat: Pengertian, Sejarah dan Perkembangan, Hingga Ruang Lingkupnya
ilustrasi ahli kesehatan masyarakat. [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Laboratorium-laboratorium tersebut mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka menunjang pemberantasan penyakit, seperti malaria, lepra, cacar yang telah menyebar di Indonesia. Bahkan juga berperan untuk bidang kesehatan masyarakat yang lain, seperti gizi dan sanitasi.

2. Tahun 1925, seorang petugas kesehatan Pemerintah Belanda bernama Hydrich melakukan pengamatan terhadap masalah tingginya angka kematian dan kesakitan di Banyumas hingga Purwokerto. Ia menyimpulkan bahwa penyebab tingginya angka kematian dan kesakitan itu adalah karena buruknya kondisi sanitasi lingkungan. 

Masyarakat di sana membuang kotorannya di sembarang tempat. Seperti di kebun, kali, selokan, bahkan di pinggir jalan. Masyarakat di sana juga bahkan mengomsumsi air minum dari sungai yang tercemar. Menurut Hydrich, kondisi sanitasi lingkungan yang buruk itu disebabkan karena perilaku penduduknya sendiri.

Oleh sebab itu, Hydrich memulai upaya kesehatan masyarakat dengan mengembangkan daerah percontohan dengan melaksanakan pendidikan atau penyuluhan kesehatan. Usaha Hydrich dianggap sebagai awal kesehatan masyarakat di Indonesia.

3. Salah satu tonggak penting perkembangan kesehatan masyarakat di Indonesia terjadi pada saat memasuki zaman kemerdekaan dengan diperkenalkannya Konsep Bandung pada tahun 1951 oleh dr. Y. Leimena dan dr. Patah, selanjutnya dikenal dengan nama Patah-Leimena. 

Dalam konsep ini diperkenalkan bahwa aspek kuratif dan preventif tidak dapat dipisahkan dalam pelayanan kesehatan masyarakat. Dalam mengembangkan sistem pelayanan kesehatan di rumah sakit dan puskesmas di Indonesia, kedua aspek itu juga tidak boleh dipisahkan.

4. Tahun 1956 Dr. Y Sulianti dalam kegiatan pengembangan masyarakat mendirikan ‘Proyek Bekasi’ (Tepatnya Lemah Abang). Proyek itu menjadi sebagian proyek percontohan atau model pelayanan bagi pengembangan kesehatan masyarakat pedesaan di Indonesia juga sebagai pusat pelatihan tenaga kesehatan. 

Untuk melancarkan penerapan konsep pelayanan terpadu ini, terpilih 8 desa wilayah pengembangan masyarakat. Yaitu Inderapura (Sumatra Utara), Lampung, Bojong Loa (Jawa Barat), Sleman, Godean (Yogyakarta), Mojosari (Jawa Timur), Kesiman (Bali), dan Barabai (Kalimantan Selatan). 

Kedelapan wilayah tersebut merupakan cikal bakal sistem puskesmas hingga saat ini.

Baca Juga: Lawan Obesitas, Inggris Kenakan Pajak Gula

5. Akhirnya tahun 1968, dalam rapat kerja kesehatan nasional dicetuskan bahwa puskesmas merupakan sistem pelayanan kesehatan terpadu, yang kemudian dikembangkan oleh pemerintah (Departemen Kesehatan) menjadi pusat pelayanan kesehatan masyarakat (puskesmas).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI