Lebih dari 60 Persen Mantan Pasien Covid-19 Alami Gejala Jangka Panjang

Jum'at, 06 Agustus 2021 | 10:25 WIB
Lebih dari 60 Persen Mantan Pasien Covid-19 Alami Gejala Jangka Panjang
Ilustrasi Covid-19. (Andrea Piacquadio/Pexels)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Lebih dari dua per tiga orang (lebih dari 60 persen) yang memiliki kasus Covid-19 ringan atau sedang akan terus mengembangkan gejala jangka panjang. Hal ini disimpulkan oleh studi dari University of Arizona Health Sciences.

"Ini adalah peringatan nyata bagi siapa saja yang belum divaksinasi," kata pemimpin peneliti Melanie Bell, seorang profesor biostatistik di College of Public Health di universitas tersebut seperti yang dikutip dari US News

"Jika Anda terkena Covid-19, kemungkinan Anda akan mengalami gejala jangka panjang sangat tinggi," imbuhnya. 

Studi CoVHORT telah mengikuti warga Arizona yang memiliki Covid-19 sejak Mei 2020, serta mereka yang belum terinfeksi. Di antara peserta yang dites positif Covid-19, hampir 69 persen masih memiliki setidaknya satu gejala setelah 30 hari dan angkanya naik menjadi 77 persen setelah 60 hari.

Baca Juga: Ekonomi Kepulauan Riau Tumbuh Positif Usai Dihantam Wabah Covid-19

Menurut temuan yang diterbitkan online 4 Agustus di jurnal PLOS ONE mereka dengan gejala jangka panjang Covid-19 cenderung kurang berpendidikan, memiliki alergi musiman dan kondisi kesehatan yang sudah ada sebelumnya. Mereka juga melaporkan sendiri tingkat keparahan gejala yang lebih besar. 

Ilustrasi covid-19. (Pexels)
Ilustrasi covid-19. (Pexels)


Tiga puluh hari setelah tes positif Covid-19, gejala yang paling umum di antara pasien dengan Covid-19 jangka panjang adalah kelelahan, sesak napas, kabut otak, stres atau kecemasan, perubahan rasa dan bau, nyeri tubuh dan nyeri otot, insomnia, sakit kepala, dan nyeri sendi.

Jumlah rata-rata gejala adalah tiga jenis tetapi beberapa pasien bisa memiliki sebanyak 20 gejala sekaligus. 

Tingkat gejala jangka panjang Covid-19 di antara pasien dalam penelitian ini hanya sedikit lebih rendah dari yang diperkirakan untuk pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit.

Sebagian besar penelitian tentang gejala jangka panjang Covid-19 berfokus pada pasien rawat inap dengan infeksi parah. Studi CoVHORT bertujuan untuk mengisi kesenjangan dengan berfokus pada pasien Covid-19 yang tidak dirawat di rumah sakit.

Baca Juga: Update Covid-19 Global: Amerika Serikat dan Malaysia Catat Rekor Harian Baru

Para peneliti mengatakan penelitian mereka terus memberikan data penting yang dapat membantu mengidentifikasi pasien Covid-19 mana yang paling rentan terhadap infeksi parah dan konsekuensi kesehatan jangka panjang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI