Suara.com - Moderna Inc. menyatakan bahwa vaksin mereka tidak berkurang efektivitasnya bahkan setelah enam bulan suntikan kedua. Hal ini dinyatakan oleh pihak Moderna pada Kamis (6/8/2021).
Melansir dari Medicinenet, laporan Moderna berasal dari analisis baru dari uji klinis yang sedang berlangsung yang dimulai pada akhir Juli 2020 dan merekrut 30.000 sukarelawan.
November lalu, perusahaan mengumumkan bahwa vaksin tersebut memiliki kemanjuran yang mengesankan sebesar 94,1 persen. Efektivitas itu tidak turun banyak setelah enam bulan.
"Kami senang bahwa vaksin Covid-19 kami menunjukkan kemanjuran yang tahan lama sebesar 93 persen selama enam bulan, tetapi menyadari bahwa varian Delta adalah ancaman baru yang signifikan sehingga kami harus tetap waspada," kata CEO Moderna Stéphane Bancel dalam pernyataannya.
Baca Juga: Sembuh dari Covid-19 Kok Jadi Lebih Sensitif? Dokter Saraf Ungkap Penyebabnya
Pada bulan Juni, Moderna merinci sebuah eksperimen di mana para penelitinya menguji antibodi dari orang-orang yang menerima vaksin mereka terhadap varian Delta. Mereka menemukan antibodi kurang efektif dalam memblokir varian dari menginfeksi sel.
Pekan lalu, Pfizer melaporkan bahwa daya tahan vaksinnya juga bertahan setelah enam bulan. Kemanjuran vaksin dimulai pada 96,2 persen untuk dua bulan pertama setelah dosis kedua, dan turun menjadi 83,7 persen pada enam bulan.
Moderna mengatakan dalam pernyataannya pada hari Kamis bahwa dalam percobaan laboratorium sel darah manusia, suntikan booster (dosis ketiga) meningkatkan jumlah antibodi virus corona, menunjukkan bahwa jika vaksinnya melemah dalam beberapa bulan mendatang, booster akan menopang perlindungan.
Uji klinis Moderna juga menunjukkan respons antibodi yang kuat setelah suntikan booster, tambah perusahaan itu.
Baca Juga: Xiumin EXO Positif Covid-19 dan Alami Gejala Ringan, Bagaimana Kondisinya Sekarang?