Suara.com - Beberapa penyintas Covid-19 mengaku jadi lebih sensitif atau irritable setelah sembuh dari infeksi virus corona baru tersebut. Ditambah perasaan itu berlangsung hingga berbulan-bulan lamanya.
Menanggapi ini, dokter spesialis saraf, dr. Yonathan Andrian Suparman meminta masyarakat untuk tidak perlu khawatir, karena irritable jadi salah satu gejala sisa usai sembuh dari Covid-19 atau long Covid-19.
Long Covid-19 adalah gejala sisa yang dirasakan penyintas Covid-19 seperti saat pertama kali terinfeksi antara 3 hingga 12 minggu setelah dinyatakan sembuh.
"Tapi yang paling menarik adalah kalau kita lihat gejala-gejala badan mudah pegal dan irritable seperti cemas. Itu ternyata, merata dialami pasien Covid-19 bergejala ringan, sedang atau berat," ujar dr. Yonathan saat berbincang dengan suara.com beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Selain Virus Corona Covid-19, Ini 5 Penyakit yang Berisiko Serang Anak-Anak
Dokter yang berpraktik di RS Eka Hospital Cibubur itu menerangkan gejala irritable ini berbeda dengan gejala long Covid-19 pada umumnya, yang dipengaruhi kondisi saat masih dinyatakan positif Covid-19.
"Misalnya ketika pasien Covid-19 ringan tidak mungkin mengalami stroke, tapi yang Covid-19 berat bisa jadi stroke, itu kan wajar. Ketika Covid-19 berat banyak komplikasi lain yang muncul, menurut saya itu masih biasa," terang dr. Yonathan.
Menurut penelitian yang ditelaah dr.Yonathan, penyebab irritable bukan dipengaruhi gejala Covid-19 tapi karena lingkungan dan orang di sekitar tempat tinggal yang mengucilkan, menyalahkan, bahkan harus isolasi mandiri dan tidak bisa bertemu dengan orang lain.
"Itu yang berdampak, mereka jadi lebih sensitif dibandingkan di rumah sakit pakai ventilator, itu tidak terlalu merasa sensitif. Tapi justru support dari masyarakat ternyata memengaruhi gejala sensitif tadi," pungkas dr. Yonathan.
Baca Juga: Jangan Ragu Vaksin Covid-19, Ini yang Harus Diperhatikan Pasien Diabetes