Mal dan Objek Wisata Tutup, Wuhan Kembali Bak Kota Mati

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Kamis, 05 Agustus 2021 | 15:51 WIB
Mal dan Objek Wisata Tutup, Wuhan Kembali Bak Kota Mati
Sejumlah orang tua menjemput anaknya sepulang dari sekolah di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, Jumat (20/11/2020). [ANTARA FOTO/M. Irfan Ilmie]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kota Wuhan di China mengalami perubahan drastis dalam beberapa hari terakhir, setelah ditemukannya kasus Covid-19 penularan lokal di wilayah tersebut.

Dilansir ANTARA, penutupan sekolah dan objek wisata dilakukan di tengah upaya pemerintah daerah menggelar tes PCR massal.

Sementara itu, pusat-pusat perbelanjaan dipenuhi warga yang memborong barang-barang kebutuhan pokok sebagai persiapan jika wilayah itu ditutup total (lockdown) seperti pada awal tahun 2020.

Bus dan kereta bawah tanah yang biasanya ramai, tiba-tiba sepi dalam tiga hari terakhir.

Baca Juga: Komnas HAM Panggil PT Kereta Cepat Indonesia China Terkait Pencemaran Lingkungan

Orang-orang membeli barang di supermarket di Wuhan, Provinsi Hubei, China, pada (2/8/2021). [STR / AFP]
Orang-orang membeli barang di supermarket di Wuhan, Provinsi Hubei, China, pada (2/8/2021). [STR / AFP]

Virus tak kasat mata itu seperti bom di Wuhan, kota yang telah mengalami trauma berat COVID-19 dan sejak Juni 2020 tidak mencatat kasus infeksi baru, tulis media China, Kamis.

Beberapa pusat perbelanjaan dan toko ramai pengunjung, sedangkan beberapa restoran tutup.

Tes massal PCR mulai digelar pada Rabu (4/8) atau dua hari setelah ditemukan kasus COVID-19 varian Delta pada warga Wuhan yang terkait dengan klaster Nanjing, Provinsi Jiangsu.

Sebuah tayangan video memperlihatkan seorang sopir taksi di Wuhan mengenakan masker, kaus tangan, dan menyemprotkan disinfektan kepada seorang penumpang yang harus mengangkat kaki agar sol sepatunya ikut disterilkan.

"Orang-orang sudah mulai menimbun maakanan, disinfektan, masker, tapi tetap teratur, tidak ada yang rebutan," kata Chen Jingyuan, warga Wuhan, seperti dikutip Global Times.

Baca Juga: Kota Wuhan Kembali Dilanda Corona: Sekolah Ditutup, Warga Ramai-ramai Borong Sembako

Pemerintah Kota Wuhan menjamin ketersediaan bahan-bahan kebutuhan dengan harga tetap.

Cheng Cai, seorang dokter di Rumah Sakit Tongji Wuhan yang terlibat dalam peperangan melawan virus selama lebih dari dua bulan pada tahun 2020, mengatakan bahwa beberapa dokter dan perawat dari rumah sakitnya dikerahkan untuk melaksanakan tes massal.

"Beberapa ribu sampel dapat diambil dalam waktu satu jam," katat Zheng Jing, dokter Wuhan lainnya.

Wuhan merupakan kota pertama di dunia yang dilanda COVID-19.

Ibu Kota Provinsi Hubei itu juga kota pertama di dunia yang menerapkan lockdown. Pada saat wabah COVID-19 melanda, Wuhan dikunci selama 76 hari pada 23 Januari-8 April 2020.

Sejak Juni 2020, tidak ditemukan kasus baru yang menimpa warga lokal di kota itu.

Namun Senin (2/8) lalu, masyarakat Wuhan dikejutkan dengan adanya kasus varian Delta yang menimpa 11 warga setempat. [ANTARA]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI