Doyan Makan Jengkol? Waspadai Juga Gejala Kejengkolan

Rabu, 04 Agustus 2021 | 18:30 WIB
Doyan Makan Jengkol? Waspadai Juga Gejala Kejengkolan
Gulai jengkol daun singkong (Instagram Sukmawati Rs)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Meski memiliki ciri khas dengan baunya yang menyengat, jengkol tidak pernah kehilangan penikmatnya. Bahkan jengkol dianggap bisa mengangkat nafsu makan. 

Namun, makan jengkol juga bisa berisiko bagi kesehatan. Dokter spesialis penyakit dalam prof. dr. Zubairi Djurban, Sp.PD., menjelaskan, jengkol mengandung asam jengkolat yang mudah mengkristal. Sehingga dapat mengakibatkan terbentuknya kristal jengkolat di ginjal dan menyumbat aliran urin.

Meski begitu, risiko tersebut bukan tergantung dari banyaknya konsumsi jengkol. Akan tetapi, lebih tergantung pada kerentanan tubuh seseorang. 

Sate Jengkol (Instagram Sukmawati Rs)
Sate Jengkol (Instagram Sukmawati Rs)

"Orang yang rentan, mengonsumsi sedikit jengkol saja, maka dapat menyebabkan terjadinya jengkolan" kata prof Zubairi, dikutip dari tulisannya di Twitter pribadinya, Rabu (4/8/2021).

Baca Juga: Gara-gara Konten Makan Jengkol Mentah, DJ Katty Butterfly Dilarikan ke UGD

Dalam ilmu kesehatan, kerentanan seseorang terhadap asam jengkolat diduga karena faktor genetik dan lingkungan. Tetapi yang pasti, sambung prof Zubairi, jengkol tua mengandung lebih banyak asam jengkolat daripada jengkol muda.

Seseorang yang mengalami jengkolan akan merasakan gejala seperti sakit perut yang amat sakit atau kram, sangat nyeri ketika buang air kecil, urin sedikit juga sering mengandung darah. Bahkan pada kasus berat, urin bisa tidak keluar sama sekali.

"Untuk mengatasi jengkolan, seseorang harus diberi air soda. Diharapkan sifat basa dari air soda dapat menetralisir asam jengkolat. Selain itu, minum air putih dalam jumlah banyak juga baik. Tujuannya, agar kristal jengkolat larut dan keluar bersama urin," jelasnya.

Akan tetapi, ia mengingatkan, gejala ringan jengkolat juga harus diwaspadai. Jika penyumbatan air kencing terjadi terus menerus, maka akan berbahaya bagi ginjal. 

Aliran urin yang tidak lancar mempermudah terjadinya infeksi saluran kemih dan pembengkakan ginjal yang akhirnya berisiko gagal ginjal.

Baca Juga: Betawi Punya Cerita: Asal Usul Semur Jengkol, Bau Tapi Nikmat Bukan Main Dah!

"Jika infeksi berlangsung lama, maka dapat menimbulkan kerusakan permanen pada ginjal. Semoga informasi ini bermakna. Jangan lupa untuk terus membaca dan berkomunikasi dengan dokter Anda," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI