Suara.com - Sejak pandemi Covid-19 melanda, popularitas vitamin C makin sering diperbincangkan karena diyakini dapat meningkatkan daya tahan tubuh untuk mencegah infeksi. Namun, masih banyak mitos yang bertebaran di masyarakat. Sehingga menimbulkan kesalahpahaman.
Agar lebih tahu tentang pengertian, sumber, dan dosis kegunaan vitamin C yang aman, yuk baca di bawah ini. Sebagaimana dikutip dari Ruang Guru.
Zat Kimia Paling Sederhana
Vitamin C, atau yang juga dikenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya asam askorbat, merupakan vitamin yang secara kimiawi paling sederhana dibandingkan vitamin lainnya. Oleh karena itu, vitamin C menjadi vitamin yang pertama kali dipurifikasi dan ditentukan struktur kimianya.

Vitamin C termasuk golongan vitamin antioksidan yang mampu menangkal radikal bebas. Karakteristik dari vitamin C antara lain, mudah teroksidasi oleh panas, cahaya, dan logam.
Vitamin C juga merupakan vitamin yang paling banyak diproduksi oleh industri. Ada yang dikemas dalam bentuk tablet hisap, kapsul, maupun minuman kaleng atau botol. Selain dikonsumsi, vitamin C juga digunakan sebagai bahan dasar pembuatan produk perawatan kulit atau yang biasa dikenal dengan skincare, seperti serum, essence, hingga krim wajah.
Sebenarmya vitamin C juga banyak terkandung dalam berbagai buah dan sayur yang mudah ditemui. Misalnya jeruk, lemon, dan paprika.
Mitos vs Fakta Vitamin C
1. Makin banyak dikonsumsi makin bagus?
Baca Juga: Pegusaha Obyek Wisata Guci Jual Sepeda Motor untuk Makan dan Anak Berhenti Kuliah
Anggapan tersebut ternyata hanya mitos. Vitamin C memang baik untuk dikonsumsi, asalkan sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu. Kebutuhan zat gizi mikro, seperti vitamin dan mineral, umumnya mengacu pada Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan.