Suara.com - Demam dan pusing menjadi gejala long Covid-19 pada anak menjadi berita kesehatan menarik paling banyak dibaca hari ini, Selasa (3/8/2021).
Ada juga kabar tentang mantan Menteri Kesehatan Nila Moeloek dan suaminya yang juga mantan menteri kesehatan, Farid A. Moeloek, yang menjalani perawatan di rumah sakit akibat Covid-19.
Tak hanya itu, ada juga alasan dokter Zaidul Akbar yang tidak menyarankan diet karbohidrat untuk perempuan.
Simak rangkuman berita kesehatan menarik lainnya dari Suara.com, berikut ini:
Baca Juga: Sering Nyeri Usai Sembuh dari Covid-19, Ini Cara Mudah Mengatasinya
1. Masih Demam HIngga Pusing Usai Sembuh, Waspadai Gejala Long Covid-19 Anak
Gejala sisa setelah sembuh dari Covid-19 atau long Covid-19 tidak hanya menyerang orang dewasa, tapi bisa juga terjadi pada anak. Kondisi ini menganggu aktivitas serta kegiatan sehari-hari mereka.
Itulah mengapa dokter Spesialis Anak, Kurniawan T. Kadafi, Sp.A(K) meminta orang tua lebih perhatian, apabila anak masih mengalami gejala seperti demam, nyeri tenggorokan, pusing, lemas hingga tidak nafsu makan setelah dinyatakan sembuh dari Covid-19.
2. Mantan Menteri Kesehatan Nila F Moeloek dan Farid Anfasa Moeloek Positif Covid-19
Baca Juga: 15 Gejala Long Covid, Bisakah Disembuhkan?
Dua mantan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Prof Nila F Moeloek dan Prof Farid Anfasa Moeloek terkonfirmasi positif Covid-19.
Kabar tersebut disampaikan oleh Ketua Tim Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof. Zubairi Djurban.
3. Dokter Zaidul Akbar Tak Setuju Diet Karbohidrat Pada Perempuan, Ini Alasannya!
Dokter Zaidul Akbar menyoroti kebiasaan yang banyak dilakukan perempuan dalam usaha mereka menurunkan berat badan, yaitu menghindari karbohidrat. Menurut dia, hal itu keliru karena tubuh tetap membutuhkan karbohidrat sebagai sumber energi.
Ia mengatakan karbohidrat merupakan zat penting untuk membentuk hormon estrogen yang berfungsi menjaga dan mempertahankan kekuatan rahim di tubuh perempuan.
4. Awas, Orang yang Sudah Dapat Vaksinasi Covid-19 Masih Bisa Jadi Pembawa Virus Corona
Vaksinasi Covid-19 selama ini dipercaya efektif untuk mengurangi risiko keparahan, angka rumah sakit dan juga kematian. Tapi, orang telah dapat vaksin Covid-19 ternyata juga berisiko membawa virus corona dengan jumlah yang sama dengan mereka yang belum dapat suntikan.
Hal itu terungkap dalam sebuah studi Massachusetts, Amerika Serikat. Dilansir dari Healthshots, Pejabat kesehatan setempat baru-baru ini merilis rincian penelitian itu, yang merupakan kunci dalam keputusan minggu ini oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).
5. Benarkah Vaksin AstraZeneca Berisiko Timbulkan Pembekuan Darah? Peneliti Ungkap Faktanya
Beberapa waktu lalu muncul kekahwatiran risiko pembekuan darah pada sejumlah orang yang mendapat vaksin AstraZeneca sindroma trombosis dengan trombositopenia (TTS). Ini sempat membuat banyak orang enggan untuk divaksin.
Kini sebuah studi terbaru mengatakan bahwa kasus pembekuan darah yang sangat langka usai dosis kedua vaksin Covid-19 AstraZeneca sebanding dengan yang mungkin terjadi secara alami pada populasi yang tidak divaksinasi.