Suara.com - Lewat data survei nasional ditemukan bagaimana mahasiswa tingkat awal dan akhir memiliki persepsi bahwa kampus vokasi belum memenuhi ilmu dalam mengembangkan kewirausahaan.
Survei yang dilakukan Direktorat Kemitraan dan Penyelerasan Dunia Usaha dan Dunia Industri Kementerian, Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) ini juga mencatat bagaimana jumlah wirausahawan Indonesia jauh lebih sedikit dibanding negara-negara tetangga.
Oleh karena itu, Kemendikbudristek mendorong penduduk Indonesia khususnya anak muda, untuk lebih banyak terjun berwirausaha dan menciptakan lapangan pekerjaan baru melalui para lulusan vokasi.
Tim Program Penguatan Ekosistem Kewirausahaan Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi (PTPPV) Eka Sri Dana Afriza mengatakan, jumlah wirausahawan di Indonesia masih di bawah minimal 4 persen atau hanya 3,4 persen.
Baca Juga: Laptop Kemendikbud Rp 10 Juta per Unit, Fadli Zon: Jangan Cari Untung saat Pandemi
Jika dibandingkan dengan negara tetangga seperti Singapura yang sudah sekitar 8 persen dan Jepang yang sudah lebih dari 11 persen, maka akan sangat jauh.
Oleh karena itu, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek membentuk program penguatan ekosistem kewirausahaan.
“Program ini bersifat kompetisi bagi perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan vokasi, didasarkan atas kemampuan dalam membangun ekosistem kewirausahaan,” jelas Dana pada webinar, Rabu (28/7/2021).
Ruang lingkup pelaksanaan program penguatan ekosistem wirausahaan PTPPV meliputi pertanian, teknologi pertanian, perikanan, perkebunan, dan bidang lainnya, juga manufaktur, konstruksi, dan teknologi informasi.
Lalu, ada juga industri, barang konsumsi seperti makanan, minuman, farmasi, peralatan rumah tangga, tekstil, kemudian termasuk bidang kesehatan, pariwisata, dan jasa lainnya.
Baca Juga: Kemendikbudristek Dukung Belanja Produk Dalam Negeri Demi Akselerasi Infrastruktur Sekolah
Penguatan ekosistem kewirausahaan dilaksanakan melalui kegiatan seperti peningkatan kemampuan kewirausahaan mahasiswa yang terintegrasi dengan proses pembelajaran.
“Dalam hal ini kami bukan jump into the curriculum, tapi kami justru meningkatkan kemampuan kewirausahaan mahasiswa yang terintegrasi dengan proses pembelajaran,” imbuhnya.
Kedua adalah inisiasi kemitraan dengan industri atau lembaga permodalan untuk peningkatan aktivitas ke perusahaan lain. Begitu juga pengembangan magang kewirausahaan bersama di dunia usaha.
“Seperti pemberian coaching clinic. Jadi kita berikan coaching pendampingan kepada kewirausahaan di sekolah atau di perguruan tinggi vokasi,” katanya.
Tujuan program tersebut untuk membangun ekosistem kewirausahaan di PTPPV demi menghasilkan lulusan pendidikan tinggi vokasi yang kreatif, inovatif, mandiri, dan adaptif terhadap perubahan lingkungan eksternal, dan dinamis.
“Program ini juga untuk mengembangkan kreativitas yang dapat menumbuhkan kemampuan mahasiswa dan menstimulasi minat mahasiswa dalam berwirausaha yang terintegrasi."
"Jadi ini program sangat spesifik, bukan modal usaha untuk pribadi, bukan untuk modal usaha perorangan. Kami ingin membangun, memperkuat ekosistem kewirausahaan di kampus PT PPV,” jelasnya.