Suara.com - Lonjakan kasus positif Covid-19 di Amerika Serikat diprediksi akan terus terjadi dan berisiko semakin memburuk.
Meski demikian, AS belum mengetahui apakah lonjakan kasus Covid-19 di sana terjadi akibat munculnya virus corona varian delta, atau tidak.
Kepala penasihat medis Gedung Putih Dr Anthony Fauci juga menyampaikan, dia tidak berharap pemerintah AS kembali melakukan penguncian wilayah atau lockdown.
"Saya tidak berpikir kita akan melihat penguncian. Saya pikir kita memiliki cukup persentase orang di negara ini, tetapi saya cukup percaya untuk tidak membiarkan kita kembali ke situasi yang kita hadapi, musim dingin yang lalu," kata Fauci dikutip dari Fox News, Senin (2/8/2021).
Baca Juga: Apa Beda Virus Corona Varian Delta dengan Delta Plus?
Sementara itu, jumlah rata-rata penambahan kasus harian di AS hampir dua kali lipat dalam 10 hari terakhir, menurut analisis Reuters.
Ditambahkan Fauci orang Amerika yang belum divaksinasi menjadi kelompok yang paling banyak terinfeksi Covid-19. Ia kemudian menyalahkan mereka karena mencegah negara itu kembali ke kondisi 'normal'
"Anda tahu apa yang benar-benar perlu kami lakukan. Kami mengatakannya berulang kali, dan itu benar. Kami memiliki 100 juta orang di negara ini yang memenuhi syarat untuk divaksinasi tapi tidak divaksinasi. Kami melihat wabah terjadi pada yang tidak divaksinasi," kata Fauci.
Ia menambahkan, laporan infeksi baru, rawat inap, gejala berat, dan kematian paling banyak terjadi pada populasi yang tidak divaksinasi. Mereka jauh lebih rentan karena orang yang sudah divaksinasi sebagian besar terlindungi dari penyakit parah.
"Dengan tidak divaksinasi, memungkinkan penyebaran wabah yang pada akhirnya berdampak pada semua orang," pungkasnya.
Baca Juga: Kasus Covid-19 RI Dekati Angka 3,5 Juta Orang, Awal Agustus Ini Tambah 30.738 Pasien