Suara.com - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menjelaskan bahwa virus corona varian Delta jauh lebih menular dan menembus perlindungan yang terbentuk dari vaksin Covid-19. Karena itu, varian Delta ini bisa menyebabkan infeksi yang lebih parah daripada varian lainnya.
Dr. Rochelle Walensky, direktur CDC mengakui bahwa orang yang vaksinasi dengan infeksi terobosan varian Delta membawa virus yang sama banyaknya di hidung dan tenggorokan, bila dibandingkan dengan orang yang belum vaksinasi.
Selain itu, mereka juga masih bisa menyebarkan virus corona varian Delta dalam tubuhnya secara lebih mudah. Jurnal terbaru pun telah menjabarkan peradangan Akibat varian Delta yang lebih luas.
Menurut jurnal atau dokumen yang dilansir dari Times of India, varian Delta lebih menular daripada virus yang menyebabkan MERS, SARS, Ebola, flu musiman, dan cacar yang menular seperti cacar air.
Baca Juga: Gejala Virus Corona dan Penyakit Musim Hujan Mirip, Ini Cara Membedakannya!
Isi dalam dokumen itu mencerminkan kekhawatiran di antara para ilmuwan CDC tentang penyebaran virus corona varian Delta di seluruh negeri. Seorang pejabat federal yang telah membaca dokumen itu berharap ada data tambahan tentang varian virus corona dalam dokumen itu untuk mempublikasikannya.
"CDC sangat prihatin dengan data yang masuk mengenai varian Delta sebagai ancaman serius dan membutuhkan tindakan cepat sekarang ini," kata pejabat tersebut.
Di Amerika Serikat sendiri, ada 71 ribu kasus baru virus corona Covid-19 per harinya. Data terbaru menunjukkan bahwa orang yang sudah vaksinasi masih bisa menyebarkan virus corona varian Delta dan berkontribusi pada jumlah kasus tersebut, meskipun kemungkinannya lebih rendah.
Walensky mengatakan penularan virus corona oleh orang yang sudah vaksinasi tergolong peristiwa langka. Tapi, ilmuwan lain telah mengatakan bahwa peristiwa itu mungkin sudah lebih umum daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Karena itu, CDC merekomendasikan orang yang sudah vaksin Covid-19 untuk tetap memakai masker di dalam ruangan maupun di ruang publik guna mencegah penularan virus corona Covid-19.
Baca Juga: Ahli Temukan Perbedaan Gejala Virus Corona Covid-19 Antar Usia dan Jenis Kelamin
Tetapi, dokumen itu mengisyaratkan bahwa rekomendasi CDC itu mungkin masih belum cukup mencegah penularan virus corona. Sebab, transmisibilitas yang lebih tinggi dan cakupan vaksin Covid-19 sekarang ini sangat penting.
Data badan tersebut menunjukkan bahwa orang dengan sistem kekebalan lemah harus memakai masker, termasuk di tempat yang penularan virus corona Covid-19 rendah.
Perlu dipahami pula bahwa infeksi varian Delta menghasilkan jumlah virus corona di saluran udara yang 10 kali lipat lebih tinggi, dibandingkan orang yang terinfeksi varian Alpha. Apalagi, varian Delta sangat menular dibandingkan varian lainnya.
Jumlah orang yang terinfeksi varian Delta juga seribu kali lipat lebih banyak daripada orang yang terinfeksi dengan versi aslinya. Menurut CDC, orang yang terinfeksi varian Delta bisa membawa sejumlah besar virus corona di hidung dan tenggorokannya.
Varian Delta juga mungkin lebih cenderung menyebabkan penyakit parah. Studi dari Kanada dan Skotlandia menemukan bahwa orang yang terinfeksi varian Delta lebih berisiko dirawat di rumah sakit dan membutuhkan oksigen.
Namun, para ahli dari CDC menunjukkan bahwa vaksin Covid-19 sangat efektif mencegah infeksi parah, rawat inap dan kematian akibat varian Delta.
"Secara keseluruhan, varian Delta adalah jenis virus corona yang lebih berbahaya. Tapi, vaksin Covid-19 masih memberikan perlindungan yang kuat," kata Moore, ahli virologi di Weill Cornell Medicine di New York.