Suara.com - Tubuh manusia tidak langsung mati seutuhnya begitu jantung berhenti berdetak. Meski begitu, terjadi beberapa perubahan pada tubuh sejak menit-menit awal kematian.
Seiring berjalannya waktu, jenazah yang dikuburkan memang pada akhirnya akan membusuk dan menyisakan tulang belulang. Untuk sampai pada bentuk tersebut, terjadi banyak perubahan pada tubuh manusia.
Penasaran? Baca selengkapnya di bawah imi, sebagaimana dikutip dari Ruang Guru.
Beberapa Menit Setelah Kematian
Baca Juga: Kenapa Angka Kematian Covid-19 di AS Relatif Rendah, Meski Kasus Baru Tinggi?
Setelah beberapa menit meninggal, semua sistem di tubuh tidak akan lagi berfungsi. Otak, pernapasan, dan aliran darah juga ikut berhenti. Di sinilah proses awal pembusukan tubuh dimulai. Lambat laun, darah akan jadi lebih asam dan gas karbon dioksida keluar.
Walaupun tubuh tak lagi bernapas, tapi masih ada sesuatu yang hidup dalam tubuh. Yaitu, sel yang merupakan unit struktural terkecil dari organisme hidup.
Sel-sel yang masih hidup itu yang jadi alasan kenapa manusia masih bisa donor organ walaupun telah beberapa menit meninggal dunia.
Beberapa Jam Setelah Kematian
Normalnya, tubuh manusia hidup akan bersuhu 26-37 derajat celcius. Tapi setelah meninggal, suhu tubuh akan berkurang sembilan derajat setiap jam. Proses penurunan suhu tubuh akan terus berlangsung sampai sama dengan suhu di lingkungan.
Baca Juga: Kematian Massal Burung Pipit di Sukabumi, Aktivis: Jelas Ini Tanda Bahaya Lingkungan
Setelah beberapa jam, oksigen di tubuh hilang dan warna kulit berubah menjadi keunguan. Perubahan warna paling banyak terjadi di bagian bawah tubuh. Karena jantung yang harusnya memompa darah sudah tidak berfungsi, akhirnya darah berkumpul di bawah efek gravitasi. Para ahli menyebut peristiwa ini sebagai livor mortis.
Setelah berjam-jam, sel dalam tubuh akhirnya mati. Maka kalsium tubuh menumpuk di otot. Menurut laman Women’s Health Mag, peristiwa ini disebut sebagai rigor mortis, yaitu pengerasan otot setelah mati. Hal itu yang jadi penyebab tubuh kaku seperti patung.
Beberapa Hari Setelah Kematian
Dalam beberapa hari, tubuh yang tadinya kaku jadi lemas lagi. Pelepasan otot yang membuat cairan dan sisa racun keluar. Kulit juga akan kering dan keriput. Itu pula alasan kuku jari dan tangan kelihatan tumbuh, padahal sebetulnya kulit yang menyusut.
Selain itu , tubuh sudah mulai memproduksi zat pengurai alaminya sendiri atau disebut kadaverin serta putresin. Keasaman dalam tubuh mulai meningkat drastis. Saat itu pula bakteri berkembang biak dengan cepat dan tubuh perlahan-lahan membusuk dalam hitungan hari.
Beberapa Tahun Setelah Kematian
Setelah tubuh membusuk, dalam waktu berminggu-minggu sampai berbulan-bulan, tubuh yang meninggal akan terurai dan dimakan oleh organisme lainnya, menyisakan tulang kerangka.
Jika tubuh dikubur tanpa peti, akan butuh waktu empat bulan sampai ke proses kerangka. Tapi jika dimakamkan menggunakan peti, bisa sampai bertahun-tahun hingga mayat berubah jadi kerangka.
Kehidupan Baru Setelah Kematian
Walaupun sudah tidak bernyawa, ternyata tubuh manusia masih bisa bermanfaat. Organisme yang hidup dari proses penguraian menyerap energi dari tubuh.
Berdasarkan hukum kekekalan energi, energi tidak bisa diciptakan dan dihancurkan, energi sendiri bisa berubah dari satu bentuk ke bentuk energi lainnya. Artinya, energi dalam tubuh yang sudah meninggal dunia tidak benar-benar hilang, hanya berubah bentuk saja.
Contohnya, jika tubuh dikubur maka organ akan mengurai. Penguraian itu akan melepaskan karbon dioksida, yang kemudian diserap pohon untuk fotosintesis dan menyediakan udara segar bagi kehidupan.
Selain itu, zat bernutrisi yang dikeluarkan sel-sel dan jaringan tubuh juga memberikan manfaat bagi tanah, yaitu menjadi kaya akan nutrisi sehingga membuat tanaman jadi lebih subur dan rimbun.