Suara.com - Banyak penelitian tentang agama atau tingkat religius dan kesehatan sebagian besar merinci manfaatnya untuk kesehatan mental. The American Journal of Epidemiology mensurvei sekelompok anak muda dan menemukan bahwa mereka yang memiliki pendidikan agama yang lebih tinggi 18 persen lebih mungkin untuk melaporkan rasa kebahagiaan yang lebih tinggi pula.
Melansir dari Mdlinx, mereka yang berdoa atau bermeditasi setiap hari dilaporkan 16 persen lebih bahagia sebagai orang dewasa muda daripada mereka yang tidak berdoa setiap hari, dan 29 persen lebih mungkin menjadi sukarelawan untuk pelayanan masyarakat.
Pendidikan agama pada masa kanak-kanak juga terbukti berpengaruh pada aktivitas otak. Pada tahun 2019, Next Avenue melaporkan efek neurologis dari doa di otak. Next Avenue melaporkan bahwa doa atau meditasi dapat meningkatkan kadar dopamin yang membantu menurunkan tingkat stres dan menurunkan detak jantung dan tekanan darah.
Praktik keagamaan hingga dewasa juga terbukti memiliki manfaat kesehatan mental yang positif. Survei American Journal of Epidemiology melaporkan bahwa mereka yang sering menghadiri kebaktian memiliki rasa kepuasan hidup dan tingkat harga diri yang lebih tinggi daripada mereka yang tidak menghadiri kebaktian secara teratur.
Baca Juga: Sering Overthinking Tengah Malam? Psikolog Beri Tahu Cara Mengatasinya
Selain itu, agama juga dapat mempengaruhi kesehatan fisik. Menurut American Journal of Epidemiology, individu yang religius memiliki masalah kesehatan fisik yang jauh lebih sedikit daripada mereka yang tidak religius.
Ini mungkin disebabkan oleh fakta bahwa individu yang religius lebih bahagia karena keyakinan mereka di mana memiliki pengaruh besar pada kesehatan fisik.
Menurut studi American Journal of Epidemiology, Agama juga tampaknya mengarah pada gaya hidup dengan risiko penyakit menular seksual yang lebih rendah, penggunaan narkoba, dan kehamilan dini.
Studi yang sama menemukan bahwa orang-orang yang memiliki masa kanak-kanak yang lebih religius memiliki kemungkinan 33 persen lebih kecil untuk menggunakan narkoba, 30 persen lebih kecil kemungkinannya untuk berhubungan seks di usia muda, dan 40 persen lebih kecil kemungkinannya untuk terkena penyakit menular.
Mayo Clinic juga menemukan bahwa individu yang lebih religius memiliki keengganan yang lebih kuat untuk merokok dan konsumsi alkohol, menurunkan atau menghilangkan risiko kesehatan terkait.
Baca Juga: Soal Agama Baha'i di Pati, Politisi PKB: Harus Taat Aturan!
Sebuah penelitian yang diterbitkan di Preventive Medicine menunjukkan bahwa mereka yang sering menghadiri gereja lebih cenderung berolahraga secara teratur daripada mereka yang lebih jarang menghadiri gereja.
Mayo Clinic juga memaparkan bahwa orang-orang yang religius cenderung menjalani gaya hidup yang lebih sehat secara keseluruhan, termasuk menjaga pola makan yang lebih sehat, daripada mereka yang tidak beragama.