Ketahui Penyebab dan Cara Menangani Happy Hypoxia yang Bisa Dialami Pasien COVID-19

Kamis, 29 Juli 2021 | 18:45 WIB
Ketahui Penyebab dan Cara Menangani Happy Hypoxia yang Bisa Dialami Pasien COVID-19
INFOGRAFIS: Happy Hypoxia, Apa Itu?
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Happy hypoxia atau hipoksia menjadi salah satu kondisi yang harus diwaspadai pasien COVID-19.

Secara kasat mata, pasien COVID-19 yang alami hipoksia akan nampak baik-baik saja dan tidak mengalami sesak nafas. Namun saturasi oksigen dalam darah turun drastis hingga dapat membahayakan nyawa.

Itulah kenapa happy hypoxia syndrome dikenal sebagai silent hypoxemia, karena sangat berbahaya dan berisiko menyebabkan kematian.

Mengutip situs ITB , hipoksia terjadi ketika informasi sensorik mencapai batang otak dan memicu respon parsial kompensasi refleks pernapasan untuk menurunkan kadar CO2 yang berpindah ke alveoli atau tempat pertukaran karbondioksida dan oksigen di paru-paru.

Baca Juga: Banyak Warga Sleman Terpaksa Isoman, Dinkes: Kapasitas Shelter Tak Sebanding Jumlah Pasien

INFOGRAFIS: Happy Hypoxia, Apa Itu?
INFOGRAFIS: Happy Hypoxia, Apa Itu?

Ketika otak menerima sinyal hipoksia internal, hal itu seharusnya menimbulkan sensasi “air hunger” atau kekurangan oksigen untuk bernapas.

Namun anehnya, pada kondisi ini tubuh pasien COVID-19 tidak menyampaikan sinyal kekurangan oksigen ke otak.

Kadar oksigen normal di dalam darah atau saturasi oksigen manusia adalah di antara rentang 95 hingga 100 persen, atau sekitar 75 hingga 100 mmHg.

Ketika kadar oksigen di dalam darah berkurang hingga di bawah angka tersebut, tubuh akan mengalami kekurangan oksigen yang mana kondisi tersebut dikenal dengan istilah hipoksemia atau hipoksia.

Perbedaan hipoksia dan hipoksemia
Banyak orang keliru dengan dua istilah ini, keduanya memiliki istilah berbeda di mana hipoksemia mengacu pada kadar oksigen rendah dalam darah.

Baca Juga: Viral Layani Pasien COVID-19, Pedagang Bakso di Pesing Diamankan, Dites Swab PCR

Sedangkan hipoksia merupakan keadaan di mana kadar oksigen rendah di jaringan tubuh, dan kedua hal ini bisa terjadi bersamaan.

Umumnya, terjadinya hipoksemia menunjukkan adanya hipoksia. Hal ini disebabkan karena saat kadar oksigen dalam darah rendah, jaringan tubuh mungkin juga tidak mendapatkan cukup oksigen.

Penyebab terjadinya happy hypoxia
Mengutip Alo Dokter, ada teori mengatakan happy hypoxia terjadi akibat peradangan pada jaringan paru-paru yang disebabkan infeksi virus corona penyebab COVID-19.

ilustrasi tabung oksigen, masker oksigen. (Dok. Envato)
ilustrasi pakai oksigen. (Dok. Envato)

Ada pula yang menyebut bahwa hal ini terjadi karena adanya masalah pada sistem saraf yang mengatur fungsi pernapasan dan kadar oksigen dalam darah.

Meskipun penyebab terjadinya happy hypoxia pada penderita COVID-19 belum bisa dijelaskan, beberapa penelitian menunjukkan happy hypoxia bisa meningkatkan risiko kematian pada penderita COVID-19.

Oleh karena itu, setiap orang yang dinyatakan positif COVID-19, harus waspada meski tidak mengalami gejala apa pun.

Penanganan happy hypoxia
Pada penderita hipoksia yang masih dapat bernapas, masalah hipoksia bisa ditangani dengan pemberian oksigen melalui selang atau masker oksigen.

ilustrasi tabung oksigen, masker oksigen. (Dok. Envato)
ilustrasi tabung oksigen, masker oksigen. (Dok. Envato)

Sedangkan pada penderita yang sudah mengalami penurunan kesadaran atau tidak dapat bernapas, dokter akan memberikan oksigen melalui ventilator dan melakukan perawatan di ruang ICU.

Jika merasakan gejala COVID-19 atau pernah kontak dengan orang yang positif COVID-19, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.

Bila dinyatakan terinfeksi virus corona, tetap waspada meskipun tidak mengalami gejala, karena bisa saja terjadi kondisi happy hypoxia ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI