Suara.com - Pandemi Covid-19 membuat nama vaksin sering diperbincangkan. Padahal vaksin bukan hal baru dalam dunia kesehatan. Untuk itu penting mengetahui sejarah vaksin.
Di Indonesia, beragam jenis vaksin telah digunakan selama puluhan tahun termasuk dalam program imunisasi rutin yang dilakukan sejak bayi baru lahir.
Tujuan pemberian vaksin adalah sebagai antivirus yang diharapkan bisa mencegah seseorang terinfeksi dari penyakit berbahaya seperti campak, rubela, hingga polio.
Untuk mengenal lebih banyak tentang vaksin, coba baca di bawah ini sebagaimana yang telah dirangkum dari Ruang Guru.
Baca Juga: Penumpang Antar Kota di Kepri Wajib Vaksin, Kecuali Pekerja Sektor Esensial
Awal kemunculan vaksin
Vaksin pertama kali ditemukan pada tahun 1796 oleh ilmuwan asal Berkeley, Inggris, Edward Jenner.
Pada masa itu, sebagian wilayah Eropa, Asia, dan Amerika sedang terjangkit penyakit endemik cacar air (smallpox), termasuk di desa tempat tinggal dokter Jenner.
Saat itu penyakit cacar air cepat menular, bahkan menyebabkan kematian terutama di kelompok anak-anak.
Di satu sisi, warga desa Berkeley yang mayoritas bermata pencaharian sebagai peternak, sering mengalami cacar sapi (cowpox). Mereka tertular saat memerah susu sapi yang mengidap penyakit tersebut.
Disimpulkan ketika itu, setiap warga yang pernah tertular cacar sapi ternyata kebal dengan infeksi penyakit cacar air.
Baca Juga: Kayuh Sepeda 15 Kilometer untuk Divaksin, Perjuangan Bapak Ini Bikin Warganet Terharu
Atas dasat itu Jenner melakukan penelitian. Ia melakukan eksperimen kepada anak laki-laki berusia 8 tahun, James Phipps.
Dokter Jenner memasukkan nanah yang diambil dari bisul penderita cacar sapi ke dalam tubuh James, yang membuat James terkena cacar sapi tetapi tidak berlangsung lama dan segera sembuh.
Selang beberapa minggu kemudian, dokter Jenner menyuntikkan cairan dari bisul cacar air ke dalam tubuh James. Hasilnya, James kebal terhadap cacar air.
Penelitian itu kemudian terus dilanjutkan kepada beberapa tubuh manusia yang lain, termasuk anaknya sendiri. Hasilnya pun tetap sama. Percobaannya menemukan obat cacar air dinyatakan berhasil.
Kenapa Dinamakan Vaksin?
Istilah vaksin digunakan dokter Jenner karena berasal dari cacar sapi. Dalam bahasa Latin, cacar sapi berarti variola vaccinia.
Dari definisinya, vaksin merupakan suspensi berisi mikroorganisme yang telah dilemahkan atau dinonaktifkan. Vaksin juga berfungsi untuk membentuk kekebalan tubuh atau imunitas terhadap suatu penyakit.
Cara Vaksin Bekerja
Sistem imun merupakan sistem pertahanan tubuh yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari berbagai macam penyakit.
Ketika mikroba asing masuk ke dalam tubuh, sistem imun akan memicu berbagai macam respon. Respon tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi mikroba asing dan mengeluarkannya dari dalam tubuh.
Contohnya, saat bersin. Umumnya, bersin ditimbulkan karena hidung menghirup udara yang bercampur debu atau kotoran.
Saat udara kotor menyentuh bulu hidung, otak akan menerima sinyal dari sel saraf untuk memproduksi histamin yang membuat hidung terasa gatal.
Di sisi lain, otak juga akan mengirimkan sinyal ke otot tenggorokan dan paru-paru untuk mengeluarkan udara kotor tersebut melalui tenggorokan. Bersin termasuk salah satu bentuk respon sistem imun bekerja.
Sistem imun terbagi menjadi dua, yaitu sistem imun bawaan dan sistem imun adaptif. Sistem imun bawaan punya respon yang sangat cepat.
Karenanya akan paling awal melawan patogen yang menyebabkan infeksi pada tubuh. Sementara itu, sistem imun adaptif lebih spesifik dalam menangkal patogen tetapi jauh lebih efektif untuk melawan infeksi.
Sebab sistem imun adaptif bisa merekam informasi yang dimiliki oleh mikroba jahat dan mencari tau cara terbaik untuk melawan mereka.
Kemampuan ini tentunya sangat berguna jika tubuh kembali diserang oleh patogen yang sama. Tapi, semua itu tidak bisa instan. Tubuh perlu waktu untuk belajar cara merespon patogen dan membangun pertahanan.
Jika patogen itu terlalu kuat dan tubuh terlalu lemah untuk melawan, tentunya risiko yang ditimbulkan ke tubuh bisa sangat berbahaya. Di sinilah vaksin berperan. Melalui vaksin, tubuh bisa mempersiapkan respon imun tubuh sebelum terinfeksi atau jatuh sakit.
Prinsip Kerja Vaksin
Vaksin mengandung antigen yang udah dimatikan atau dinonaktifkan, sehingga tidak akan berbahaya bagi tubuh.
Saat vaksin disuntikkan ke dalam tubuh, antigen masuk ke aliran darah dan dianggap sebagai zat asing yang memicu sistem imun adaptif tubuh.
Sebagai pelindung tubuh, otomatis sistem imun adaptif akan melawan antigen tersebut dan membentuk antibodi. Selain itu, sistem imun adaptif juga merekam segala informasi dan menciptakan memori.
Supaya saat tubuh terinfeksi oleh zat yang sama, sistem imun bisa lebih cepat mengenali dan menyerang secara agresif, sebelum zat tersebut menyebar dan menyebabkan sakit.
Sederhananya, vaksin akan ngenalin suatu patogen ke sistem imun untuk dipelajari. Agar sistem imun menjadi jauh lebih siap untuk melawan patogen tersebut.
Seiring waktu, vaksin telah banyak dikembangkan oleh para ilmuwan sehingga ada banyak jenis. Vaksin juga menjadi salah satu metode untuk menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh virus maupun bakteri.
Penyebab Vaksin Menimbulkan Efek Samping
Saat sistem imun mendeteksi adanya mikroba asing masuk ke dalam tubuh, ia akan memunculkan respon. Mulai dari demam, radang, batuk, bersin, dan gejala lainnya.
Vaksin mengandung antigen yang dianggap zat asing oleh sistem imun. Sehingga, efek samping yang timbul usai divaksinasi merupakan respon imun tubuh saat melawan antigen tersebut.
Umumnya, efek samping vaksin tidak berlangsung lama, hanya beberapa hari. Terpenting, saat pemeriksaan kesehatan sebelum vaksinasi, harus jujur mengenai kondisi tubuh. Karena vaksin tidak bisa diberikan sembarangan ke tubuh.