Virus Corona Varian Delta Plus: Fakta, Asal-usul, Gejala Varian AY.1 Delta Plus

Dany Garjito Suara.Com
Rabu, 28 Juli 2021 | 11:06 WIB
Virus Corona Varian Delta Plus: Fakta, Asal-usul, Gejala Varian AY.1 Delta Plus
Virus Corona Varian Delta Plus: Fakta, Asal-usul, Gejala Varian AY.1 Delta Plus. Ilustrasi petugas medis Covid-19. [Suara.com/Eko Faizin]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Varian baru Corona kini bertambah satu lagi, yaitu varian AY.1 atau Delta Plus. Jika varian Delta saja sudah lebih mudah menular, lantas bagaimana dengan varian Delta Plus ini? Dalam laporan Public Health England, varian Delta Plus diidentifikasi pada enam genom dari India yang dilaporkan pada tanggal 7 Juni 2021. Badan kesehatan Inggris tersebut juga telah mengkonfirmasi keberadaan total 63 genom varian Delta dengan mutasi K417N.

  1. Kenapa disebut varian Delta Plus?
    Varian Delta Plus yang memiliki kode B1617.2.1 atau AY.1 ini ditandai dengan adanya mutasi K417N. Mutasi tersebut ada pada protein spike virus Corona yang membantu virus masuk dan menginfeksi sel manusia. Menurut Kepala Ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Dr Soumya Swaminathan, tambahan istilah 'Plus' pada varian Delta Plus ini menandakan bahwa varian tersebut telah mengalami mutasi lebih lanjut. Mutasi yang ada pada varian Delta Plus juga ditemukan pada varian Beta (B.1351) dari Afrika Selatan, dan Gamma (P.1) dari Brazil.
  2. Bagaimana efek varian Delta Plus terhadap pengobatan?
    Sejumlah negara sudah menggencarkan program vaksin Covid-19 untuk warganya.
    Sejumlah negara sudah menggencarkan program vaksin Covid-19 untuk warganya.
    Varian Delta Plus disebut-sebut cukup kebal terhadap pengobatan kombinasi antibodi monoklonal untuk Covid-19 yang disahkan di India. Pengobatan tersebut adalah Casirivimab dan Imdevimab, yang sudah menerima otorisasi penggunaan darurat di India dari Organisasi Pengawasan Standar Obat Pusat.
  3. Apakah virus corona Delta Plus lebih menular?
    Menurut ahli imunologi Vineeta Bal, resistensi varian Delta Plus terhadap kombinasi antibodi monoklonal bukan merupakan indikasi virulensi atau tingkat keparahan yang lebih tinggi. Dikatakan pula bahwa saat ini belum ada alasan untuk khawatir karena prevalensi varian Delta Plus ini masih tergolong rendah. Hal senada juga telah diungkapkan Dr Soumya di Twitter resmi WHO. Menurutnya, kasus yang berkaitan dengan varian Delta Plus masih sangat jarang ditemukan, termasuk secara global.
  4. Apa saja gejala virus corona varian Delta Plus?
    Ahli virologi top di India mengatakan bahwa gejala varian Delta Plus hampir sama dengan gejala yang ditemukan pada varian Delta dan varian Beta (B1351). Mengutip Hindustan Times, berikut ini beberapa gejala varian Delta Plus:
  • Batuk
  • Diare
  • Demam
  • Sakit kepala
  • Ruam kulit
  • Perubahan warna pada jari tangan dan kaki
  • Nyeri dada
  • Sesak nafas

Selain gejala yang disebutkan di atas, para ahli juga mengumpulkan gejala lain yang dikaitkan dengan varian Delta Plus ini, yaitu sakit perut, mual, dan kehilangan nafsu makan.

Kontributor : Rishna Maulina Pratama

Baca Juga: Makin Gawat! Varian COVID-19 Delta Plus Masuk Indonesia, 3 Orang Terinfeksi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI