Susah Fokus Usai Sembuh dari Covid-19, Bisakah Otak Kembali Normal?

Rabu, 28 Juli 2021 | 08:00 WIB
Susah Fokus Usai Sembuh dari Covid-19, Bisakah Otak Kembali Normal?
Ilustrasi lupa dan susah fokus. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sejumlah pasien Covid-19 mengaku mengalami susah fokus usai sembuh dan menjadi penyintas. Muncul pertanyaan, bisakah otak kembali normal pasca terinfeksi Covid-19?

Penurunan fungsi otak hingga sulit berkonsentrasi dialami penyintas Covid-19. Gejala seperti hilang ingatan, mudah lupa dan sakit kepala jika berpikir terlalu keras, jadi keluhan yang paling banyak dialami.

Dokter spesialis saraf, dr. Ahmad Yanuar Safri, Sp.S, mengatakan gejala di atas merupakan sederet gejala sisa alias long Covid-19 syndrome terkait saraf otak, yang masih dirasakan meski sudah dinyatakan sembuh dari Covid-19.

Meski begitu, dr. Yanuar meminta masyarakat untuk tidak takut dan panik.

Baca Juga: Kenali Potensi Gejala Terkena Long Covid-19, Mulai Nyeri Otot Hingga Gangguan Tidur

Sebab berdasarkan hasil riset di Amerika Serikat dan Inggris, gejala gangguan fungsi otak perlahan akan membaik seiring kondisi tubuh yang kian kembali normal.

Ilustrasi fokus dan konsentrasi. (Dok. Elements Envato)
Ilustrasi fokus dan konsentrasi. (Dok. Elements Envato)

"Ini kan terjadi akibat peradangan virus yang sifatnya limiting disease, atau mati dengan sendirinya jadi nanti perlahan akan sembuh," ujar dr. Yanuar saat dihubungi Suara.com, Selasa (27/7/2021).

Ia menambahkan, rerata gangguan saraf otak akan membaik dan kembali seperti sedia kala paling lama tiga bulan lamanya.

Ini karena tubuh waktu untuk memperbaiki peradangan atau sel yang rusak akibat serangan virus SARS CoV 2 penyebab sakit Covid-19.

Adapun seseorang bisa disebut mengalami long Covid-19 apabila selama 28 hari atau lebih masih merasakan gejala Covid-19 sejak dinyatakan terinfeksi virus.

Baca Juga: Kabar Baik! Peneliti Temukan Helm Magnetik Disebut Mampu Kecilkan Tumor Otak

Namun dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) itu mengingatkan gangguan saraf otak ini bisa mengganggu produktivitas kerja, sehinggga butuh waktu untuk bisa sembuh seperti sedia kala.

Tapi, lanjut dr. Yanuar, apabila sudah sangat mengganggu dan kegiatan sehari-hari, ia menyarankan untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis saraf untuk mendapatkan terapi kognitif tambahkan, atau dirangsang dengan bantuan obat yang tepat.

"Kalau berbahaya atau tidak gejala ini, atau bisa menyebabkan kerusakan permanen pada organ lain, atau bahkan kematian, itu catatan dan laporannya belum ada sampai sekarang," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI