Aktivitas Fisik Turunkan Risiko Gangguan Tidur, Yuk Banyak Gerak biar Nyenyak

Selasa, 27 Juli 2021 | 17:30 WIB
Aktivitas Fisik Turunkan Risiko Gangguan Tidur, Yuk Banyak Gerak biar Nyenyak
Ilustrasi Tidur. (freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah studi baru menemukan bahwa mempertahankan gaya hidup aktif dapat mengurangi risiko apnea tidur obstruktif (OSA). Temuan ini mendorong intervensi berbasis olahraga bagi mereka yang berisiko mengalami apnea tidur.

Studi baru oleh peneliti dari Brigham and Women's Hospital meneliti hubungan antara gaya hidup aktif dan risiko OSA. Temuan penelitian ini terlah diterbitkan pada European Respiratory Journal.

Melansir dari Healthshots, studi ini diikuti sekitar 130.000 pria dan perempuan di Amerika Serikat selama masa tindak lanjut 10 hingga 18 tahun. Studi ini menemukan bahwa tingkat aktivitas fisik yang lebih tinggi dan tingkat perilaku menetap yang lebih rendah dikaitkan dengan risiko OSA yang lebih rendah.

"Dalam penelitian kami, tingkat aktivitas fisik yang lebih tinggi dan jam menonton TV yang lebih sedikit, serta duduk baik di tempat kerja atau jauh dari rumah dikaitkan dengan insiden OSA yang lebih rendah setelah memperhitungkan pembaur potensial," kata Tianyi Huang, MSc, ScD, Associate Epidemiologist di Brigham.

Baca Juga: Sulit Termotivasi untuk Olahraga? Mengajak Teman Bisa Jadi Cara Ampuh

"Hasil kami menunjukkan bahwa mempromosikan gaya hidup aktif mungkin memiliki manfaat besar untuk pencegahan dan pengobatan OSA," tambah Huang.

Ilustrasi olahraga di rumah (shutterstock)
Ilustrasi olahraga di rumah (shutterstock)

OSA adalah jenis sleep apnea di mana beberapa otot rileks saat tidur, menyebabkan penyumbatan aliran udara. OSA yang parah meningkatkan risiko berbagai masalah jantung, termasuk irama jantung yang tidak normal dan gagal jantung.

Baik aktivitas fisik sedang dan berat diperiksa secara terpisah dan keduanya sangat berkorelasi dengan risiko OSA yang lebih rendah. Selain itu, hubungan yang lebih kuat ditemukan pada perempuan, orang dewasa di atas usia 65 tahun, dan mereka yang memiliki BMI lebih besar atau sama dengan 25 kg/m2.

"Ini adalah studi prospektif pertama yang secara bersamaan mengevaluasi aktivitas fisik dan perilaku menetap dalam kaitannya dengan risiko OSA," kataHuang.

Studi ini juga berbeda dari yang lain karena ukuran sampelnya yang besar dan penilaian rinci tentang aktivitas fisik dan perilaku menetap. Tim peneliti mampu mempertimbangkan banyak faktor terkait, membuat temuan lebih kredibel.

Baca Juga: Sering Alami Mimpi Buruk, 6 Kondisi Berikut Bisa Jadi Penyebabnya

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI