Hati-hati! Studi Sebut Kerusakan Saraf Mata Salah Satu Tanda Gejala Long Covod-19

Selasa, 27 Juli 2021 | 12:35 WIB
Hati-hati! Studi Sebut Kerusakan Saraf Mata Salah Satu Tanda Gejala Long Covod-19
Ilustrasi mata. (Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penelitian terbaru menunjukkan adanya kerusakan saraf mata usai terinfeksi Covid-19 atau gejala long Covid-19. Kerusakan saraf di mata terjadi karena adanya penumpukan sel kekebalan tubuh di kornea.

Mengutip Live Science, Selasa (27/7/2021) temuan ini nyatanya sudah diduga para ahli lantaran terkait beberapa gejala long Covid-19 yang menyebabkan kerusakan saraf tepi atau saraf perifer.

Kerusakan saraf tepi bisa mengganggu pengiriman informasi dari organ ke otak atau sebaliknya.

Kondisi ini membuat peneliti menduga jika long Covid membuat sebagian saraf di tubuh yang rusak, termasuk pada saraf kornea di mata.

Baca Juga: Aturan Perjalanan Satgas Covid-19 : PPKM Level 3 dan 4 Wajib Tunjukkan Kartu Vaksin

Penelitian ini dilakukan dengan teknik mikroskop confocal kornea (CCM), di mana peneliti mengambil foto sel saraf kornea, yaitu lapisan transparan mata yang menutupi pupil dan iris. Peneliti kemudian menggunakan prosedur non-invasif untuk menghitung jumlah sel saraf di kornea.

Ilustrasi virus Corona Covid-19. (Dok. Envato)
Ilustrasi virus Corona Covid-19. (Dok. Envato)

"Ini seperti barometer yang nyaris sangat bagus, sekaligus untuk mendeteksi kerusakan saraf di tempat lain," ujar peneliti sekaligus Profesor Kedokteran Weill Cornell Meidicine Qatar,  dr. Rayaz Malik.

Hasilnya peneliti menemukan orang yang mengalami gangguan fungsi otak (neurologi) setelah terkena Covid-19, seperti kehilangan fokus, kehilangan indra penciuman, hingga sakit kepala, berisiko mengalami kerusakan saraf transparan di kornea, dibanding mereka yang tidak mengalami gangguan neurologi.

Penelitian ini melibatkan 40 orang yang sudah sembuh dari Covid-19, satu hingga 6 bulan setelah dinyatakan negatif Covid-19.

Mirisanya selama tiga bulan pertama, hanya ada 29 orang yang mengaku sudah pulih seutuhnya dibanding peserta lainnya.

Baca Juga: Sudah Tepatkah Penerapan PPKM Darurat di Indonesia?

Untuk menunjang penelitian peserta ini menjalani pemindaian kornea, ditambah dengan wawancara seputar kondisi dan gejala neurologis yang dialami.

Peserta ini juga diminta mengisi kuesioner seputar nyeri neuropatik seperti sensasi mati rasa, tertusuk, terbakar di tubuh serta melemahnya otot.

Selanjutnya Malik berniat akan memperluas cakupan penelitian, bukan hanya terhadap 40 orang, untuk memastikan adanya kerusakan saraf kornea mata sebagai long Covid-19.

"Orang mungkin berkata, penelitian dengan 40 pasien tidak cukup membuktikan, dan kami setuju membutuhkan jangkauan penelitian yang lebih besar," pungkas Malik.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI