Suara.com - Bekerja dari rumah atau WFH, bagi sebagian pekerja, memberi beban yang lebih berat dibandingkan bekerja di kantor. Terutama bagi para ibu bekerja, di mana pikiran mereka harus terbagi antara pekerjaan, tugas rumah tangga, dan menemani anak belajar di rumah. Dan mereka ini rentan mengalami burnout.
Burnout membuat seseorang seolah kehabisan energi. Dan ketika mereka ingin melakukan kegiatan lain, hal itu terasa lebih berat untuk dilakukan. Tentu saja kondisi seperti ini dapat menyebabkan seseorang menjadi frustasi, terutama dalam menyelesaikan pekerjaannya. Jika hal ini terus berlanjut dan diketahui oleh atasan, bisa saja karyawan tersebut dianggap memiliki kinerja buruk, yang dapat berujung pada pemotongan gaji, pemecatan, dan tertinggal oleh rekan kerja.
“Burnout seringkali menjadi masalah bagi karyawan saat sedang melakukan rutinitas pekerjaan. Apalagi di tengah situasi pandemi seperti sekarang yang mengharuskan karyawan untuk bekerja di rumah,” ujar Prita Yulia Maharani, M.Psi., Psikolog, salah satu tim psikolog dari aplikasi konseling online Riliv, aplikasi konseling online di Indonesia, mengutip siaran pers yang diterima Suara.com.
Prita juga menyebut bahwa kondisi burnout ditandai dengan stres berat, frustasi, kurang motivasi, dan mudah merasa lelah. Dan karena dapat mengganggu ketenangan emosional, karyawan perlu mengubah cara kerja menjadi efektif. Dengan begitu, seberat apapun tingkat pekerjaan yang diberikan, akan dapat diselesaikan dengan baik.
Baca Juga: 3 Cara Mencegah Sakit Pinggang dan Punggung Selama Work From Home
Lantas, bagaimana mengatasi burnout yang kerap menjadi ‘penyakit’ pikiran di kalangan karyawan? Berikut ini 5 cara yang dapat diterapkan untuk mencegah burnout.
1. Manajemen stres
Penting bagi Anda untuk memiliki keterampilan mengatur stres dan perasaan letih saat bekerja. Bekerja di rumah, bukan berarti Anda menjadi lebih santai. Tapi, cobalah mengatur waktu agar Anda bisa mendapat sedikit waktu untuk beristirahat. Manfaatkan untuk bersantai, makan, atau bahkan tidur siang.
2. Mengatur jam kerja
Bekerja di rumah membuat Anda seolah tak memiliki jam kerja. Padahal, jam kerja yang panjang dan tidak menentu justru dapat mengganggu kinerja dan produktivitas. Jadi, cobalah untuk menetapkan secara disiplin mengenai jam kerja yang akan Anda terapkan.
3. Laporkan hasil pekerjaan
Budaya kerja perusahaan yang transparan, di mana atasan selalu mengapresiasi usaha karyawan, dan memperhatikan work life balance, akan lebih meningkatkan kesejahteraan karyawan. Meski WFH, pastikan atasan tahu hasil pekerjaan Anda selalu maksimal.
4. Diskusi pekerjaan dengan rekan kerja
WFH membuat Anda tak bebas berdiskusi dengan rekan kerja mengenai masalah pekerjaan. Tapi, itu semua bisa disiasti dengan teknologi, seperti panggilan video, meeting online, dsb. Diskusi bersama atasan dan rekan kerja dapat menjadi ajang untuk berbagi kritik dan saran terhadap beban kerja.
Baca Juga: Terlalu Banyak WFH Bisa Pengaruhi Kesuburan? Ini Penjelasan Ahli
5. Evaluasi hasil pekerjaan
Selalu evaluasi hasil pekerjaan agar tak terjadi masalah di kemudian hari. Anda mungkin bisa meminta pertemuan dengan atasan atau rekan kerja untuk membenahi masalah pekerjaan.