Suara.com - Pemerhati anak Kak Seto menekankan pentingnya perhatian dari tetangga, om, dan tante kepada anak di masa pandemi Covid-19.
Pria bernama lengkap Seto Mulyadi ini menyebut, perlu ada seksi perlindungan anak di komunitas warga terkecil, seperti RT dan RW.
"Ayo saling peduli. Kan kita sudah terkenal dengan gotong royongnya dan namanya RT itu Rukun Tetangga. RW adalah Rukun Warga. Ya marilah kita betul-betul rukun dengan menunjukkan kepedulian pada saat pandemi yang masih berkepanjangan ini," kata dia, dilansir ANTARA.
Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia itu juga berpesan kepada setiap masyarakat agar berperan mengenalkan protokol kesehatan kepada anak di masa pandemi.
Baca Juga: Orangtua Harus Tahu! Anak Gelisah dan Pemarah Saat Pandemi Covid-19, Segera Lakukan Ini
"Jadi di masa pandemi ini betul-betul harus peduli menjaga kesehatannya. Misalnya dengan 5M. kemudian juga menjaga kesehatan mentalnya dengan selalu gembira," ujarnya.
Selain itu, Seto juga menekankan pentingnya menjaga kesehatan fisik dan mental bagi anak dan orang tua, sebab untuk menjaga anak tetap sehat mental dan fisik, dibutuhkan kondisi orang tua yang prima.
"Jangan baper dan mudah mengeluh. Selalu berpikir positif dan selalu penuh rasa syukur dulu," tuturnya.
Seto melanjutkan, orang tua sebaiknya bisa mulai mengenalkan ilmu kehidupan kepada anak selama belajar di rumah, sebagai selingan dari pelajaran yang diberikan sekolah.
"Kita harus menyadari pada dasarnya semua anak senang belajar. Nah pemahaman belajar ini jangan sampai terlalu dibatasi seolah belajar itu menghafal materi pelajaran sekolah. Bukan. Pelajaran kehidupan jauh lebih penting," kata Kak Seto.
Baca Juga: 3 Masalah Kesehatan Anak di Tengah Pandemi Covid-19, Ini Kata Ahli Gizi
Pelajaran kehidupan yang bisa mulai diajarkan orang tua kepada anak misalnya merapikan rumah, membantu orang tua, maupun membersihkan kamar. Seluruh kegiatan itu sebaiknya diajarkan dengan cara yang menyenangkan agar anak tidak merasa tertekan.
"Jadi orang tua memposisikan diri sebagai teman anaknya. Bukan sebagai bos atau komandan gitu. Sebab anak-anak kadang kan rindu dengan teman-teman sekolahnya. Nah karena tidak bisa bertemu ya ada teman pengganti. Siapa? Ya tidak lain adalah ayah dan bunda," katanya.
Selain melakukan pekerjaan rumah dengan orang tua, dia juga mengingatkan untuk mengajarkan pelajaran kehidupan lainnya seperti etika, estetika, ilmu pengetahuan, nasionalisme dan kesehatan.
"Jadi menikmati kurikulumnya jangan terlalu kaku dengan kurikulum sekolah. Tapi kurikulum kehidupan. Dan ini juga digaris bawahi oleh pesan dari menteri pendidikan kita," lanjutnya.
Tidak lupa, Seto mengajak orang tua untuk tidak pelit memberikan apresiasi kepada anak-anak.
"Kita enggak bisa membandingkan siapa yang lebih hebat antara Albert Einstein dengan Michael Jackson misalnya. Semua cerdas pada bidangnya sendiri. Nah itu yang harus dipupuk sesuai dengan makna pendidikan. Bahwa pendidikan adalah memunculkan sesuatu dari dalam. Jadi anak bangga menjadi diri sendiri," paparnya. [ANTARA]