Suara.com - Kementerian Kesehatan menjawab pertanyaan terkait kendala distribusi vaksin Covid-19 yang dilaporkan terjadi di sejumlah daerah.
Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menyebut keterbatasan stok dan teknis produksi di dalam negeri menjadi kendala proses distribusi vaksin yang tidak merata menuju sejumlah daerah.
"Permasalahan sebenarnya adalah karena memang vaksinnya belum datang semua. Kita butuh vaksin 426 juta dosis. Yang kita terima sampai saat ini 130 juta dosis," kata Siti Nadia Tarmizi melalui pernyataan tertulis, dilansir ANTARA.
Menurut Nadia dari total 130 juta dosis vaksin yang tersedia di Indonesia, sebanyak 68 juta dosis di antaranya sudah didistribusikan ke seluruh daerah.
Baca Juga: Aktivis Gereja yang Sering Hina Vaksin Meninggal Karena Covid-19
Sebanyak 50 persen dosis vaksin COVID-19 didistribusikan ke tujuh provinsi di Pulau Jawa dan Bali. Sebab angka kasus di wilayah itu yang cukup tinggi. Sisanya, disebar ke 27 provinsi di luar Jawa dan Bali.
"Otomatis pembagiannya akan berbeda-beda. Memang jumlah vaksin yang tersedia tidak sesuai dengan kebutuhan kita, karena vaksin datangnya bertahap," katanya.
Di samping itu, kata Nadia, jumlah vaksin yang didistribusikan menuju fasilitas pelayanan kesehatan di daerah juga disesuaikan dengan perhitungan seperti laporan stok vaksin hingga kecepatan laju penyuntikan.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, sudah 61 juta penduduk yang sudah menerima vaksin.
"Dari 68 juta dosis vaksin yang terdistribusi itu pasti ada sisa, mungkin sekitar 5 persenan," katanya.
Baca Juga: Rangkul Masyarakat Luar Daerah, DPD PAN Sleman Gelar Vaksinasi Massal bagi 1.000 Warga
Nadia mengatakan Bio Farma masih menyimpan sekitar 65 juta juta dosis vaksin, sebanyak 30 juta di antaranya berbentuk bahan baku yang sedang dalam proses produksi hingga empat pekan ke depan.
"Sebanyak 30 juta dosis lagi dalam proses pengujian mutu dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)," katanya.
Ia mengatakan Indonesia dijadwalkan menerima vaksin dari Sinovac dan AstraZeneca setiap bulan. Pada Agustus 2021, Indonesia dijadwalkan menerima tambahan 15 juta dosis vaksin Sinovac.
"Kita berharap nanti dari Covax Facility dapat 7 jutaan. Kemudian yang kita beli sendiri dari AstraZeneca ada juga. Itu perkiraannya sekitar 3 juta," ujarnya.
Nadia memperkirakan Indonesia akan kedatangan 35 juta sampai 40 juta dosis vaksin pada Agustus 2021.
"Itu termasuk rencananya vaksin Pfizer dan mungkin Novavax. Pfizer akan datang akhir Agustus sekitar 2 juta atau 3 juta," katanya.
Nadia menambahkan saat ini animo masyarakat terhadap program vaksinasi COVID-19 semakin tinggi, seiring dengan laju penularan kasus yang juga meningkat di sejumlah daerah.
"Vaksinasi kita sudah menyasar kelompok usia 12 tahun ke atas. Bahkan sertifikat vaksin COVID-19 jadi syarat wajib perjalanan jarak jauh. Tingginya animo masyarakat untuk mengikuti vaksinasi sangat baik," pungkasnya. (ANTARA)