Suara.com - Ibu hamil yang positif mengidap hepatitis berpotensi besar menularkan penyakit tersebut ke janin yang tengah ia kandung.
Ketua Pokja Infeksi Saluran Reproduksi dari Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi (POGI) Dr. dr. Alamsyah Aziz menyampaikan, kemungkinan ibu menularkaan hepatitis ke buah hatinya bisa sampai 90 persen.
"Penyakit ini sangat berbahaya, sangat bisa menular dari ibu hamil ke bayi yang dikandungnya. Kalau misalnya seorang ibu mengalami hepatitis, 90 persen bayi bisa menderita hepatitis B," kata dokter Alamsyah dalam siaran langsung Radio Kesehatan Kementerian Kesehatan, Senin (26/7/2021).
Risiko penularan akan turun jika ibu terinfeksi hepatitis B setelah melahirkan atau anak masih berusia balita. Dokter Aman menyebutkan, risiko penularan akan menjadi 30-50 persen.
Baca Juga: Jika Terbukti Tak Hamil, Korban Pemukulan Oknum Satpol PP Gowa Terancam 6 Tahun Penjara
Bayi yang tertular hepatitis B sejak lahir, berisiko alami hepatitis kronik ketika menginjak dewasa. Oleh sebab itu, ia mengingatkan pentingnya pemeriksaan hepatitis saat masa kehamilan.
Tes hepatitis B tersebut biasanya dilakukan dengan Rapid Diagnostic Test (RDT) Hepatitis B surface Antigen (HBsAg) yang akan mendeteksi keberadaan virus hepatitis B dalam darah.
Tes itu juga mampu mendeteksi hepatitis B lebih awal sebelum gejala muncul dan menjangkiti anak.
"Nanti akan disiapkan yang disebut dengan imunisasi aktif dan pasif yang dikasih. Ada yang disebut HBIg (imunoglibin hepatitis B) harus diberi dalam kurang dari 12 jam (pasca-lahir)," jelas dokter Alamsyah.
Setelah itu, bayi juga harus mendapatkan imunisasi vaksin Hb0. Kemudian imunisasi hepatitis kembali diberikan pada bayi usia 1 bulan dan 6 bulan.
Baca Juga: Viral Ibu Hamil Cemas Harus Pakai Popok setelah Melahirkan, Respons Suami Tuai Pujian