Suara.com - Seorang anak perempuan berusia 10 tahun meninggal karena bakteri Yersinia pestis (Y. pestis) pada kutu atau dikenal dengan wabah pes di Amerika Serikat (AS).
Wabah pes adalah infeksi bakteri Y. pestis yang ditemukan di hewan mamalia kecil, termasuk kutu. Menular pada manusia akibat gigitan kutu yang membawa bakteri Y. pestis.
Ada dua diagnosis saat manusia terinfeksi bakteri ini, yakni pes dan pneumonia (bakteri Y. pestis yang menyerang saluran napas). Pada tipe pneumonia bisa berakibat fatal jika tidak diobati.
Padahal terakhir kali penyakit ini dilaporkan menyebabkan kematian terjadi pada 2015 silam menyebabkan kematian terjadi pada 2015 silam. Saat itu Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CD) AS melaporkan empat orang meninggal dari 16 orang yang dinyatakan positif terinfeksi wabah pes.
Baca Juga: Rambut Kutuan? Ini 5 Tips Menghilangkan Kutu Rambut dari Kepala
Kematian gadis kecil tersebut terjadi di La Plata County, Colorado awal Juli 2021. Saat dites laboratorium, ia dinyatakan positif terinfeksi wabah pes. Hingga kini belum diketahui, bagaimana cara gadis tersebut terinfeksi.
"Di Colorado, kami berharap dilakukan tes wabah pes akibat kutu selama selama musim panas berlangsung. Melalui tindakan pencegahan akan sangat membantu manusia terhindar dari penyakit," ujar Wakil ahli epidemiologi, Jennifer House, mengutip insider, Sabtu (24/7/2021).
Menurut lembaga kesehatan masyarakat, pada dasarnya wabah bisa diobati dengan mudah, yakni dengan mengonsumsi antibiotik dalam waktu 24 jam usai timbulnya gejala. Tapi jika lewat dari itu infeksi bisa menyebabkan gejala serius bahkan kematian.
Sehingga, House mendesak dan meminta warga untuk waspada jika mengalami gejala seperti flu, mencari bantuan medis jika mereka merasa dan yakin terserang wabah.
Sementara itu wabah pes adalah penyakit masa lalu di AS, tapi masih menjadi momok dan masalah di daerah pedesaan, khususnya di AS bagian barat.
Baca Juga: 5 Cara Mudah Basmi Kutu Rambut di Kepala