Suara.com - Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) prof. dr. Aman Pulungan, Sp.A., mengatakan bahwa bayi juga bisa alami long Covid pasca sembuh dari infeksi Covid-19.
Sayangnya, saat ini, masih banyak orangtua yang takut untuk memeriksa apakah anaknya positif Covid-19 atau tidak. Risikonya, kata dokter Aman, akan terlihat pada gangguan tumbuh kembang anak dalam beberapa bulan setelahnya.
"Bayi bisa long Covid. Datanya dari India pada bayi terjadi di MISN (multysistem inflamatory syndrome). Jadi kalau kita tidak pernah memeriksakan bayi, tahu-tahu anak 6 sampai 7 bulan lagi tidak bisa konsentrasi, rambutnya rontok, badannya sakit, dia sesak kemudian sering keringat dingin, ternyata itu long covid. Ternyata kita tidak pernah memeriksakan dia dari dulu," papar dokter Aman dalam siaran langsung Instagram bersama RSCM Kencana, Jumat (23/7/2021).
Dokter Aman menegaskan bahwa bayi dan balita juga perlu dilakukan swab tes PCR jika terjadi kluster keluarga Covid-19 untuk memastikan status infeksi. Jika tidak bergejala atau banya gejala ringan, memang disarankan cukup isolasi mandiri di rumah.
Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 Pelajar di SMAN 1 Rangkasbitung, Kepsek: Harus Ada Izin Orangtua
Tetapi meski masa isolasi mandiri telah selesai, ia menyarankan agar tetap lakukan tes PCR.
"Banyak yang tanya, setelah 2 sampai 3 minggu apakah bayi kembali harus di-swab? Tetap harus, tidak ada tawar-menawar," ucapnya.
Terlepas dari itu, hal utama yang harus dilakukan orangtua sebenarnya menjaga anak tidak sampai terpapar dan terinfeksi Covid-19, imbuh dokter Aman. Oleh sebab itu, orang dewasa yang tinggal serumah dengan anak ditekankan untuk selalu disiplin protokol kesehatan di mana pun berada.
"Kalau ada kluster keluarga, saya bilang, ini kiamat kecil. Gimana supaya gak jadi kiamat kecil, jangan sampai kita menularkan ke balita," pungkasnya.
Baca Juga: PKL, Warteg, Hingga Petani Desak Jokowi Pimpin Langsung Penanganan Covid-19