Ketua IDAI Ungkap Kondisi Kasus Covid-19 Pada Anak: Kematian di Atas 100 per Minggu

Jum'at, 23 Juli 2021 | 13:39 WIB
Ketua IDAI Ungkap Kondisi Kasus Covid-19 Pada Anak: Kematian di Atas 100 per Minggu
Ilustrasi pasien Covid-19 anak. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Lonjakan kasus Covid-19 pada anak tak kalah mengkahawatirkan dibanding kasus positif Covid-19 pada orang dewasa maupun lansia. Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) prof. dr. Aman Pulungan, Sp.A. bahkan menyebutkan bahwa satu dari sepuluh bayi lahir dari ibu yang positif Covid-19.

"Ibu hamil yang Covid-19 itu ada 1 di antara 10 sampai 11 ibu hamil lainnya, banyak sekali. Jadi bisa dibayangkan nantinya dalam pandemi ini ada berapa banyak bayi yang lahir berpotensi (Covid-19), apalagi angka kelahiran kita hampir 5 juta setiap tahunnya," ucapnya saat siaran langsung Instagram bersama RSCM Kencana, Jumat (23/7/2021).

Dokter Aman mengkritik, selama 16 bulan pandemi Covid-19 terjadi di Indonesia ternyata tidak dijadikan pembelajaran juga adaptasi terhadap kondisi yang terjadi. Dampaknya, selama 16 bulan ini, kasus positif Covid-19 dan juga angka kematiannya pada anak terus bertambah. Kondisi itu makin terlihat selama tiga minggu terakhir, selama PPKM Darurat.

"Tiga minggu PPKM ini sangat mencolok kasus anak. Awalnya kita setiap minggu sekitar 3.000-4.000 (kasus positif baru). Awal minggu kedua Juli masuk 5.000-7.000. Lalu naik sekarang 11.000, sekarang 17.000 per minggu anak yang sakit," ungkap dokter Aman.

Baca Juga: Perhatikan Gejala Covid-19 Pada Anak, Waspadai Gejala-gejala Seperti Ini

Peningkatan juga terlihat pada pasien Covid-19 anak yang meninggal. Sebelumnya, dalam seminggu laporan kematian akibat Covid-19 pada anak sekitar 5 sampai 15 orang. Namun selama tiga pekan terakhir meningkat menjadi di atas 100 anak per minggu. Kematian itu terjadi dari segala usia, mulai dari bayi hingga remaja.

Dibenarkan oleh dokter Aman bahwa kasus positif Covid-19 pada anak memang hanya menyumbang sekitar 10-15 persen dari akumulasi kasus nasional. Tetapi, paling tidak, seharusnya persiapan untuk penanganan wabah virus corona itu juga dilakukan minimal 10 persen. Terutama, terpenting menyiapkan ruangan ICU dan PICU khusus bayi baru lahir dan anak.

"Memang anak 80 sampai 85 persen tidak harus dirawat, tapi 10 sampai 15 persen harus dirawat. Dan antara 1 sampai 5 persen ini butuh ICU dan Peditric ICU," ucapnya.

Tak hanya itu, banyaknya ibu hamil yang positif Covid-19 juga menjadi kendala dalam pelayanan rumah sakit untuk melahirkan. Dokter Aman mengungkapkan, sekarang ini banyak terjadi rujuk lepas di mana ibu hamil yang positif Covid-19 tidak diterima di rumah sakit bukan rujukan Covid-19.

"Itu kejadiannya di Jakarta. Jadi bisa dibayangkan, harusnya kita akan siap dan sebetulnya sama perawatannya. Kalau di antara 10 sampai 11 ibu hamil ini ada yang positif Covid-19, dan kita dalam setahun ini kelahirannya 5 juta, kita bakalan tidak sanggup menerima kelahiran bayi dari ibu yang positif kalau rumah sakit tidak mau menerima mereka melahirkan di sana," ucap dokter Aman.

Baca Juga: Anak yang Terinfeksi Covid-19 Juga Bisa Alami Komplikasi

REKOMENDASI

TERKINI