3. Jawab pertanyaan anak dengan jujur
Prof Cissy mengingatkan pentingnya istirahat sebelum melakukan vaksinasi. Tidak menutup kemungkinan, anak akan bertanya tentang vaksinasi yang akan dilakukannya.
Jika ini terjadi, Prof Cissy meminta orangtua menjawab pertanyaan anak dengan jujur, termasuk risiko terjadinya kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI).
"Kalau pun ada diharapkan KIPI yang ringan. Itu juga harus diterangkan, kalau demam harus bilang orangtua, kalau ada sakit, merah, bengkak, kalau nggak bisa digerakkan. Semua harus diterangkan kepada anak," paparnya.
4. Menggunakan vaksin Sinovac
Nadia mengatakan saat ini, vaksinasi Covid-19 untuk anak menggunakan vaksin Sinovac yang dibuat oleh PT Bio Farma.
Sebab, hanya vaksin Covid-19 buatan Sinovac jadi yang pertama diizinkan BPOM dan ITAGI untuk diberikan pada anak usia 12 hingga 17 tahun. Apalagi vaksin Sinovac sudah mendapatkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) dari BPOM.
Sedangkan vaksin buatan Pfizer dan Moderna meski sudah mendapatkan EUA dari BPOM, tapi untuk diberikan pada usia anak belum diizinkan, meskipun hasil uji klinis dan epidemiologis kedua vaksin tersebut sudah mencukup untuk anak di bawah 17 tahun.
"Tetapi tidak menutup kemungkinan vaksin Pfizer maupun Moderna yang data uji klinis dan epidemiologi itu cukup, kemudian diputuskan ITAGI dan BPOM aman diberikan untuk usia 12 sampai 17 tahun," imbuh Nadia.
Baca Juga: 5 Fakta Vaksin Moderna Belum Banyak Diketahui Publik, Diklaim Vaksin COVID-19 Paling Bagus
5. Ceritakan kondisi anak kepada dokter