Suara.com - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga menyampaikan bahwa pandemi Covid-19 telah menempatkan anak-anak dalam situasi rentan. Situasi ini juga mengancam upaya pemenuhan hak anak juga tumbuh kembang mereka.
Suasana pandemi juga pembatasan fisik memicu buruknya kesehatan mental pada anak, seperti tingginya tingkat kecemasan yang bisa berpengaruh negatif bagi tumbuh kembangnya.
Bintang menegaskan bahwa keluarga menjadi garda terdepan dalam pengasuhan anak. Peran orangtua sebagai pengasuh pertama dan utama tentunya sangat diperlukan dalam meminimalisasi berbagai kecemasan yang menimpa anak.
"Optimalisasi pengasuhan berbasis hak anak sangatlah penting untuk dilakukan orang tua. Lewat pengasuhan berbasis hak anak, orang tua diharapkan dapat membangun kekuatan dan pemikiran yang jernih, memberikan kasih sayang, dan rasa aman pada mereka. Serta membangun komunikasi yang baik demi bisa memahami apa yang anak rasakan,’’papar me teri Bintang dalam keterangan tertulisnya, Kamis (22/6/2021).
Baca Juga: Pasien Gangguan Cemas Boleh Minum Obat Sebelum Vaksinasi? Ini Kata Dokter Jiwa
Menteri Bintang menambahkan negara menyadari pentingnya kualitas pengasuhan bagi tumbuh kembang anak. Oleh karenanya, peningkatan peran ibu dan keluarga dalam pendidikan/pengasuhan anak menjadi salah satu dari lima program prioritas terkait pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak selama 2020-2024.
‘’Di masa-masa seperti ini, anak juga membutuhkan figur yang bisa menguatkan mereka untuk melewati situasi pandemi yang tidak menentu. Untuk memberi penguatan, orangtua harus lebih dulu menjadi kuat, memahami kebutuhan diri sendiri dan memenuhinya, baru menerapkan hal yang sama ke anak kita," imbuhnya.
Praktisi Mind Programming Dwi Sutarjantono menambahkan bahwa orangtua harus kuat terlebih dahulu, tidak panik, dan berpikiran positif. Sehingga saat berkomunikasi dengan anak, bisa menyalurkan energi positif.
‘’Orangtua bisa mengajari anak menghadapi kecemasan, mengucapkan kata-kata positif dan realistis, memahami perasaan anak, menyeleksi tontonan di media yang berguna bagi anak. Orangtua bisa menanamkan kepada anak bahwa diri (anak) adalah penyembuh terhebat untuk dirinya sendiri, bukan obat,’’tutur Dwi.
Baca Juga: Cemas Datang Secara Tiba-tiba? Ini Empat Cara untuk Mengatasinya