Suara.com - Kematian pasien Covid-19 yang tengah menjalani isolasi mandiri menunjukkan betapa kewalahannya sistem kesehatan di Indonesia yang terhantam pandemi.
Jumlah pasien Covid-19 yang meninggal saat isolasi mandiri (isoman) di rumah semakin bertambah. Data dari Tim Koalisi LaporCovid19, tercatat 2.313 orang di 16 provinsi, 78 kota, yang meninggal ketika isolasi mandiri.
DKI Jakarta menjadi provinsi yang menyumbang angka paling banyak dengan jumlah 1.214 jiwa. Sementara kota dengan jumlah kematian isolasi mandiri terbanyak juga dari Jakarta Timur, 403 jiwa.
Sementara Kabupaten dengan angka kematian isolasi mandiri terbanyak di Klaten dengan 99 jiwa.
Baca Juga: Angka Kematian Pecahkan Rekor Sehari Tembus 1.449 Jiwa, Positif Covid-19 RI Jadi 3 Juta
LaporCovid19 juga mencatat, ada enam provinsi utama yang angka kematian pasien Covid di luar rumah sakit atau saat isolasi mandiri yakni, DKI Jakarta (1.214), Jawa Barat (249), Jawa Tengah (141), Yogyakarta (135), Jawa Timur (72), dan Banten (68).
Co-Lead Lapor Covid-19 Ahmad Arif mengatakan, sebagian pasien isolasi mandiri tidak terpantau oleh tenaga kesehatan.
Selain itu karena kebanyakan fasilitas layanan kesehatan sudah penuh sehingga orang-orang dengan gejala berat terpaksa harus isolasi mandiri.
"Inilah yang kita lihat, kematian di luar faskes bisa menjadi indikator tidak lagi memadainya faskes untuk merawat pasien covid," kata Arif dalan konferensi pers virtual, Kamis (22/7/2021).
Rata-rata pasien yang meninggal, anggota keluarga lainnya juga ditemukan positif Covid-19. Tak sedikit juga dalam satu keluarga terjadi kematian beberapa orang dalam waktu berdekatan.
Baca Juga: Ketua IDI: Hampir 70 Persen Pasien Covid-19 OTG atau Hanya Gejala Ringan
"Ada yang bahkan dalam hitungan jam. Ini juga menjadi tantangan yang sangat berat. Juga kami menemukan ada pasien yang sengaja tidak mau ke rumah sakit dengan berbagai alasan, terutama banyak kami temukan di daerah sub-urban pedesaan di Jawa Timur," kata Arif.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, LaporCovid19 merekomendasikan agar pemerintah daerah lebih memperhatikan pasien Covid-19 yang isolasi mandiri, terutama di daerah sub-urban.
Menurut Aeif juga sudah saatnya memanfaatkan pusat informasi secara terpusat. Misalnya gedung pemerintah ataupun sekolah yang dilengkapi dengan tenaga kesehatan.
"Cuma ini mungkin menjadi tantangan berat karena nakes juga banyak yang terpapar. Lalu, memperkuat rumah sakit, di antaranya mengoptimalkan konsultasi daring. Kalau di kota mungkin ini mudah, tapi di desa menjadi tantangan berat. Lalu kami juga merekomendasikan pentingnya pendataan, pemantauan, dan lingkungan bagi pasien isolasi mandiri," ucapnya.
Transparasi data kematian yang disampaikan kepada masyarakat juga dinilai penting dilakukan. Sehingga bisa menjadi medium edukasi bagi masyarakat atau pasien yang menjalani isolasi mandiri.