Suara.com - Berdasarkan hasil tes laboratorium, Dokter Zaidul Akbar mendapati tubuh anak dengan autisme atau autism spectrum disorder (ASD) mengandung logam berat yang tinggi.
"Kenapa logam berat tidak baik? Kalau logam beratnya itu masih tinggi, itu sistem metabolisme tubuh juga akan berat," ujarnya dalam kanal YouTube dr. Zaidul Akbar Official, dikutip suara.com, Rabu (21/7/2021).
Untuk itu lanjutnya, penting membersihkan racun (toksin) logam berat dalam tubuh anak autis, salah satunya dengan cara melakukan terapi kelasi. Simak video lengkapnya di sini.
Terapi kelasi bekerja dengan cara memasukkan obat dalam bentuk cairan infus, yang akan mengikat logam atau mineral dalam darah yang nantinya dikeluarkan melalui urine.
Baca Juga: Dikenal Sehat, Dokter Zaidul Akbar Justru Tidak Sarankan Konsumsi Kelapa Bakar, Mengapa?
Selain terapi kelasi yang merupakan terapi medis, dr. Zaidul juga mengatakan jika toksin logam berat bisa dihilangkan dengan ramuan herbal, di antaranya sebagai berikut:
1. Terapi fermentasi daun kelor
Pembuatan fermentasi daun kelor bisa dilakukan dengan cara mencampurkan daun kelor direndam dalam wadah berisi air dan ragi, yang juga bisa digunakan ragi tempe.
"Setelah daun kelor terfermentasi, bisa dibalurkan ke tubuh anak dengan autis untuk mengikat logam berat dalam tubuhnya," tutur dr. Zaidul.
2. Mengonsumsi air kelapa
Baca Juga: Tips Dokter Zaidul Akbar Agar Pasien Covid-19 Cepat Sembuh
Semua jenis air kelapa, baik kelapa muda maupun kelapa tua akan sangat baik untuk mengikat logam berat dan racun lain dalam tubuh.
Dalam air kelapa terkandung jumlah elektrolit yang lebih banyak dibanding air putih, kandungan zat air kelapa juga bisa berguna untuk detoksifikasi pembuangan racun dalam saluran cerna, dan dibuang melalui urine.
3. Mengonsumsi sayuran dan buah organik
Dokter Zaidul menyarankan anak dengan autis untuk rutin mengonsumsi buah dan sayur, lantaran tinggi antioksidan yang sama baiknya untuk detoksifikasi racun dalam tubuh.
"Sayuran yang warnanya hijau seperti brokolo dan asparagus itu bagus untuk mendetoks. Termasuk buah kurma, madu, dan zaitun," imbuhnya.
4. Mengonsumsi produk rempah
Rempah-rempah seperti kunyit yang dicampurkan dengan serai dan jeruk nipis menurut dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip) itu sangat baik untuk pencernaan anak dengan autis.
"Makanan ini bisa berfungsi sebagai prebiotik kepada anak-anak autis, sangat baik untuk memperbaiki mengikat logam berat atau oksitosin," pungkas dr. Zaidul.
5. Menjalani bekam tubuh
Metode alternatif yang populer ini, dianggap ampuh mengeluarkan darah yang terkontaminasi toksin atau racun. Sehingga bekam, kata dr. Zaidul, sama baiknya untuk anak dengan autis. Adapun bagian-bagian bekam yang bisa dilakukan bisa di bagian kepala dan punggung.