Inggris Sebut 60 Persen Pasien COVID-19 yang Dirawat Belum Divaksinasi

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Selasa, 20 Juli 2021 | 17:14 WIB
Inggris Sebut 60 Persen Pasien COVID-19 yang Dirawat Belum Divaksinasi
Siluet sejumlah pasien COVID-19 menunggu untuk mendapatkan tempat tidur perawatan di IGD RSUD Cengkareng, Jakarta, Rabu (23/6/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah Inggris membagikan data terbaru terkait pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit.

Ketua Penasihat Sains Inggris Patrick Vallance mengatakan bahwa 60 persen orang yang dibawa ke rumah sakit karena COVID-19 belum mendapatkan vaksin,

"Sekitar 60 persen dari pasien COVID-19 rawat inap bukanlah penerima vaksin ganda, sebaliknya 60 persen pasien rawat inap COVID-19 saat ini belum disuntik vaksin," cuit Vallance di akun Twitternya.

Ia mengoreksi pernyataan sebelumnya saat konferensi pers bersama Perdana Menteri Boris Johnson, yang menyebut 60 persen pasien COVID-19 yang dirawat telah menerima vaksin.

Baca Juga: Dokter Indonesia Viral di Luar Negeri Karena Ajak Warga Lihat Pasien Covid-19

Vallance menyebut tingginya persentase pasien COVID-19 yang belum divaksinasi dan harus menjalani perawatan di rumah sakit menunjukkan betapa pentingnya vaksinasi COVID-19.

INFOGRAFIS: Sudah Vaksin Covid-19 Masih Bisa Sebarkan Varian Delta?
INFOGRAFIS: Sudah Vaksin Covid-19 Masih Bisa Sebarkan Varian Delta?

Di saat bersamaan, pemerintah Inggris juga membolehkan pekerja sektor esensial untuk tetap bekerja dan tidak melakukan isolasi mandiri usai berinteraksi dengan pasien COVID-19.

Aturan itu dikeluarkan pemerintah Inggris seiring meningkatnya kritik terkait dampak isolasi mandiri pada industri esensial. Mereka yang memenuhi syarat akan disebutkan secara khusus pada surat dari departemen pemerintah.

"Ini bukan pengecualian untuk sektor atau peran apa pun," kata juru bicara pemerintah dikutip dari BBC.

Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan pada konferensi pers bahwa tes, penelusuran, dan isolasi masih menjadi bagian penting dari penanganan Covid-19. Dia mengatakan kontak dekat dengan pasien positif Covid berisiko lima kali lebih mungkin untuk tertular.

Baca Juga: Wow! Ada Ilmuwan Indonesia Dibalik Vaksin AstraZeneca

Berbicara saat mengasingkan diri di kediamannya, Johnson mengatakan bahwa pekerja yang terlibat dalam penyediaan makanan, air dan listrik, serta staf di perbatasan dan di kereta api, akan termasuk di antara mereka yang dibebaskan dari isolasi diri.

Tetapi tindakan itu hanya boleh untuk tujuan bekerja dan melibatkan sejumlah kecil pekerja esensial yang disebutkan.

Meskipun belum jelas secara pasti pekerjaan mana saja yang memenuhi syarat, menteri penanganan vaksin Inggris Nadhim Zahawi sebelumnya mengonfirmasi bahwa perubahan itu akan berlaku untuk pekerja kesehatan dan perawatan sosial di Inggris.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI