Suara.com - Tenaga kesehatan di Thailand harus rela menggunakan sampan demi mencapai daerah-daerah terpencil.
Dilengkapi dengan baju APD, masker, dan penutup wajah, dua tenaga kesehatan Thailand secara perlahan menaiki perahu kecil yang menunggu di alang-alang di tepi kanal perdesaan.
Ini merupakan cara terbaik untuk memastikan bahwa masyarakat terpencil di Samut Prakan, provinsi di pinggiran ibu kota Bangkok, mendapat akses untuk melakukan pemeriksaan saat negara tersebut berjuang memperlambat laju penyebaran COVID-19.
Para nakes menelusuri kanal kecil ini setiap hari, memeriksa kesehatan masyarakat dan melakukan tes usap hidung dan tenggorokan pada pasien COVID-19 yang menjalani isolasi mandiri, di sebuah desa yang sudah terisolasi.
Baca Juga: Pandemi yang Belum Berakhir, MotoGP Thailand 2021 Terancam Dibatalkan
"Sejumlah daerah di desa tersebut tidak dapat diakses melalui darat, sehingga kami perlu menggunakan perahu atau rakit untuk memeriksa pasien COVID-19," kata pejabat kesehatan masyarakat Charoenrat Chaibut.
Sekitar 10 persen dari 60 keluarga di desa tersebut terinfeksi COVID-19, seperti yang diperkirakan otoritas kesehatan.
Thailand melaporkan 11.784 kasus COVID-19 pada Senin (19/7), rekor empat hari berturut-turut, saat pihaknya menangani wabah terparah dan terlama hingga saat ini.
Masyarakat setempat turut membantu dengan menyediakan transportasi--sebuah perahu kayu kecil bermesin dan memiliki baling-baling.
"Saya melakukan ini untuk pasien sebab perjalanannya agak sulit dan saya senang karena masyarakat memberi kami akomodasi," kata Charoenrat.
Baca Juga: Semangati Nakes, Semua RS dan Puskesmas di Surabaya Dikirimi Karangan Bunga
Meski mereka dapat menjangkau pasien saat ini, Charoenrat khawatir bahwa virus terus menyebar bahkan di daerah-daerah terpencil ini.
"Saya cemas karena kami tidak memiliki petugas kesehatan yang cukup untuk merawat pasien," katanya. "Jumlah kasus dan orang-orang yang menunggu untuk disembuhkan terus bertambah." [ANTARA]