Suara.com - Daging memang menjadi makanan yang khas dengan perayaan Hari Raya Idul Adha. Pasalnya pada hari tersebut, umat muslim yang mampu akan melakukan kurban menyembelih sapi, kambing, atau domba dan diberikan pada warga secara merata.
Daging sendiri pada umumnya memuaskan dan merupakan sumber protein berkualitas tinggi, serta berbagai nutrisi penting lainnya. Namun, metode memasak yang berbeda dapat mempengaruhi kualitas dan kesehatan daging.
Melansir dari Healthline, cara Anda memasak daging bisa berpengaruh. Memasak daging akan memecah serat keras dan jaringan ikat yang membuatnya lebih mudah untuk dikunyah dan dicerna. Ini juga mengarah pada penyerapan nutrisi yang lebih baik.
Selain itu, memasak daging dengan benar membunuh bakteri berbahaya seperti Salmonella dan E. coli, yang dapat menyebabkan keracunan makanan yang mengakibatkan penyakit atau bahkan kematian.
Baca Juga: Simpel Tapi Buat Bahagia, Warganet Mendadak Dapat 'Hadiah' dari Ibu Kost
Namun, memasak daging dapat mengurangi kapasitas antioksidannya, tergantung cara memasaknya dan berapa lama. Nutrisi juga bisa hilang selama proses memasak daging.
Terlebih lagi, memanaskan daging pada suhu tinggi untuk waktu yang lama dapat menyebabkan pembentukan senyawa berbahaya yang dapat meningkatkan risiko penyakit. Oleh karena itu, memilih metode memasak yang meminimalkan kehilangan nutrisi dan menghasilkan bahan kimia berbahaya dalam jumlah terendah dapat memaksimalkan manfaat kesehatan dari mengonsumsi daging.
Dari sudut pandang kesehatan, berikut tiga cara memasak daging terbaik, antara lain:
1. Memasak dengan Perlahan
Memasak lambat melibatkan memasak selama beberapa jam dalam slow cooker atau kadang-kadang disebut sebagai panci kuali. Pengaturan suhu memasak pada panci kuali berkisar dari 88 derajat celcius untuk pengaturan rendah hingga 121 derajat celcius untuk pengaturan tinggi. Suhu rendah ini meminimalkan pembentukan senyawa yang berpotensi berbahaya.
Baca Juga: Berbeda dengan Indonesia, Begini Perayaan Idul Adha di 10 Negara dari Berbagai Benua
Keuntungan utama dari memasak lambat adalah kemudahan dan kenyamanannya. Daging cukup dibumbui dan dimasukkan ke dalam panci kuali di pagi hari, dibiarkan matang selama enam hingga delapan jam tanpa perlu diperiksa, lalu diangkat dan disajikan saat makan malam.
Memasak lambat mirip dengan merebus daging. Sayangnya, itu juga menyebabkan hilangnya vitamin B yang dilepaskan dalam saat daging dimasak.
2. Panci Presto
Pressure cooker atau memasak dengan tekanan adalah memasak daging dengan panci yang tutupnya tertutup dan katup pengaman yang mengontrol tekanan uap yang menumpuk di dalamnya. Ini sering kali disebut dengan panci presto.
Keuntungan utama memasak metode ini adalah secara signifikan mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk memasak daging atau unggas.
Terlebih lagi, memasak dengan tekanan menyebabkan oksidasi kolesterol lebih sedikit daripada beberapa metode memasak lainnya, memberikan rasa dan kelembutan pada daging, serta meminimalisir kehilangan vitamin.
Salah satu kelemahannya adalah jika perangkat perlu dibuka untuk memeriksa kematangan makanan, ini akan menghentikan sementara proses memasak. Mirip dengan memasak lambat, memasak dengan tekanan dapat menyebabkan beberapa jenis daging menjadi terlalu lunak.
3. Sous Vide
Sous vide adalah istilah Perancis yang diterjemahkan menjadi di bawah vakum. Dalam sous vide, daging disegel dalam kantong plastik kedap udara dan dimasak selama satu hingga beberapa jam dalam penangas air yang dikontrol suhu.
Dengan jenis daging tertentu, seperti steak, memasak sous vide diikuti dengan penggorengan cepat untuk memberikan kerak coklat.
Selain itu, karena waktu dan suhu memasak dapat dikontrol dengan tepat, daging dilaporkan lebih empuk dan matang merata daripada daging yang dimasak dengan metode lain.