Suara.com - Ternyata, anak-anak termasuk dalam kelompok rentan terinfeksi Covid-19. Lalu bagaimana panduan isolasi mandiri untuk anak positif Covid-19 yang benar?
Saat ini, paparan Covid-19 pada anak semakin banyak ditemukan di Indonesia. Di Ibu Kota sendiri, berdasarkan data Satgas Covid-19 DKI Jakarta per Senin (5/7/2031) jumlah anak yang terpapar Covid-19 mencapai 74.992 orang.
Sebagai pasien Covid-19 tanpa gejala dan bergejala ringan, anak-anak juga diimbau untuk melakukan isolasi mandiri di rumah. Penanganan serta isolasi mandiri pada pasien Covid-19 anak-anak ini tentunya sedikit berbeda dengan orang dewasa. Selain harus diawasi oleh orang tua, isolasi mandiri pada anak juga perlu memperhatikan beberapa hal.
Panduan Isolasi Mandiri untuk Anak
Baca Juga: Susul Sang Istri, Mantan Anggota DPRD Jember Meninggal saat Isolasi Mandiri di Rumah
Berikut ini panduan isolasi mandiri pada anak menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
1. Pastikan Anak Memenuhi Syarat Melakukan Isolasi Mandiri
Pasien isolasi mandiri adalah mereka yang terpapar Covid-19 tanpa gejala atau bergejala sangat ringan. Gejala ringan yang dimaksud adalah batuk, pilek, ruam, diare, dan demam
Tapi pada anak, ada syarat lainnya yang juga harus dipenuhi untuk bisa isolasi mandiri. Yaitu anak harus tetap aktif meskipun terpapar Covid-19. Setidaknya, anak mau makan dan minum serta bisa menerapkan etika batuk.
2. Cari Pengasuh yang Bukan Kelompok Rentan
Baca Juga: IDI Bondowoso Beri Layanan Konsultasi Gratis untuk Pasien Isolasi Mandiri
Isolasi mandiri pada anak harus di bawah pengawasan orang tua atau wali. Idealnya orang yang mengasuh anak yang positif Covid-19 adalah mereka dengan risiko rendah terhadap gejala berat Covid-19.
Orang tua lansia atau dengan komorbid disarankan untuk tidak ikut mengasuh anak yang sedang isolasi mandiri. Ruangan anak, alat makan, dan kebutuhan sehari-harinya juga harus terpisah dengan anggota keluarga yang lain.
3. Menggunakan Masker
Panduan isolasi mandiri untuk anak berikutnya soal pemakaian masker. Anak usia 2 tahun ke atas atau mereka yang sudah bisa menggunakan atau melepas masker, dianjurkan untuk menggunakan masker.
Pengasuh boleh membiarkan anak tidak memakai masker selama anak berada di ruangan sendiri atau berjarak 2 meter dari pengasuh. Masker juga tidak perlu digunakan pada saat anak sedang tidur.
Sementara untuk pengasuh, penggunaan masker adalah wajib ketika berada di ruangan yang sama dengan anak. Bila perlu, pengasuh bisa menambahkan face shield pada saat berkomunikasi dengan anak.
Selain memakai masker, pastikan juga anak dan orang-orang dalam rumah rajin mencuci tangan dengan benar, menerapkan etika batuk dan bersin, dan sering melakukan desinfeksi ruangan.
4. Periksa Kondisi Fisik Anak
Pengasuh wajib memeriksa kondisi fisik anak setiap hari. Beberapa hal yang harus terus dicek adalah suhu tubuh anak, yaitu dua kali sehari pada pagi dan sore hari.
Segera bawa ke fasilitas medis jika anak mengalami demam yang tidak kunjung turun setelah 7 hari, atau demam di atas 38 derajat celcius. Kemudian periksa saturasi oksigen dengan menggunakan pulse oximeter, dan periksa denyut nadi anak. Waspada jika saturasi oksigen berada di angka 95 persen, dan anak bernapas lebih cepat.
Selain itu, pastikan juga anak makan makanan yang bergizi seimbang. Menu makanan anak sebaiknya mengandung banyak sayuran dan buah-buahan untuk memenuhi kebutuhan vitamin.
Itulah sederet panduan isolasi mandiri untuk anak positif Covid-19 yang benar sesuai anjuran para ahli.
Kontributor : Rishna Maulina Pratama