Jerman Laporkan Kasus Pertama Flu Babi Afrika

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Senin, 19 Juli 2021 | 10:05 WIB
Jerman Laporkan Kasus Pertama Flu Babi Afrika
Wabah flu babi Afrika. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Otoritas peternakan di Jerman melaporkan adanya kasus flu babi Afrika pertama di negaranya pada Sabtu (17/7/2021) lalu.

Dilansir ANTARA, kasus flu babi Afrika dilaporkan terjadi di dua peternakan di negara bagian Brandenburg, Jerman Tirmur.

Beberapa kasus flu babi Afrika sebelumnya hanya ditemukan pada hewan liar, dengan 1.267 kasus flu babi Afrika sejauh ini terjadi pada babi hutan di daerah Brandenburg.

Brandenburg berada di perbatasan Jerman dengan Polandia, yakni area di mana penyakit flu babi Afrika menyebar luas.

Baca Juga: Pakar Sebut Peringatan Dini Cuaca Ekstrem Terputus Sebelum Jerman Banjir

China dan sejumlah negara pembeli daging babi lainnya melarang impor daging babi dari Jerman pada September 2020 setelah kasus pertama flu babi Afrika pada hewan liar dikonfirmasi.

Ilustrasi flu babi. (Shutterstock)
Ilustrasi flu babi. (Shutterstock)

Larangan impor daging babi Jerman oleh China dan sejumlah negara importir utama Asia tetap berlaku.

Lembaga ilmiah Friedrich-Loeffler Jerman telah mengonfirmasi bahwa hewan-hewan ternak itu menderita flu babi Afrika, kata kementerian pertanian.

Penyakit flu babi Afrika itu ditemukan pada babi di satu peternakan organik yang memiliki 200 hewan ternak dan di sebuah peternakan kecil yang hanya memiliki dua babi, kata pihak dinas kesehatan Brandenburg, yang juga menyebutkan bahwa semua babi yang terinfeksi telah disembelih.

"Selama hampir satu tahun kami telah berjuang melawan tekanan besar penyakit (flu babi Afrika) dari Polandia," kata kepala dinas kesehatan negara bagian Brandenburg ,Ursula Nonnemacher.

Baca Juga: Korban Tewas Akibat Banjir Bandang di Eropa Tembus 197 Orang

Pagar telah dibangun di sepanjang area perbatasan Jerman dengan Polandia untuk mencegah babi hutan memasuki wilayah Jerman dan enam zona didirikan untuk perburuan babi hutan yang intensif, kata Nonnemacher.

"Saya sangat menyesali kasus infeksi pertama pada babi peternakan, tapi sayangnya kemungkinan ini tidak pernah bisa sepenuhnya dikesampingkan," ujarnya.

Larangan impor daging babi Jerman yang diberlakukan tahun lalu telah menyebabkan perpindahan peran perdagangan, di mana negara-negara produsen daging babi di Uni Eropa --termasuk Spanyol-- telah meningkatkan ekspornya ke Asia sementara Jerman meningkatkan penjualan di dalam wilayah Uni Eropa.

Kementerian pertanian mengatakan adanya konsep regionalisasi yang berarti ekspor daging babi Jerman yang hanya di dalam Uni Eropa akan berlanjut.

Konsep regionalisasi berarti menghentikan impor daging babi dari daerah di suatu negara di mana ditemukan kasus flu babi Afrika, tetapi bukan berarti larangan total penjualan untuk seluruh daerah di negara itu. [ANTARA]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI