Suara.com - Anak-anak yang masih dalam masa tumbuh kembang, belum memiliki struktur otak secara sempurna. Karena itu stimulasi dibutuhkan agar kemampuan kognitifnya terus berkembang.
Dosen jurusan keperawatan di Universitas Soedirman Dr. Endang Triyanto, S.Kep., mengatakan, perkembangan kognitif terjadi sangat pesat pada saat masa anak-anak. Karena itu wajar anak-anak kerap kali ingin mengetahui tentang hal-hal baru yang terjadi di sekitarnya.
Akan tetapi, keharusan belajar dari rumah atau belajar daring selama pandemi Covid-19 bisa menghambat proses stimulasi tersebut.
"Belum sempurnanya perkembangan kognitif pada anak, ketika harus belajar dari rumah dalam jangka waktu yang lama dapat membuat anak jenuh. Suasana belajar dari rumah dibandingkan dengan sekolah tentunya sangat jauh berbeda. Oleh karena itu, sangat mungkin terjadi daya serap anak terhadap materi pelajaran tidak seoptimal ketika belajar tatap muka di sekolah," tutur Endang melalui keterangan tertulis yang diterima Suara.com, Minggu (18/7/2021).
Baca Juga: Mengkhawatirkan, Kasus Covid-19 Pada Anak-anak di Kalteng Cukup Tinggi
Gawai seringkali menjadi jalan keluar yang diberikan orangtua kepada anak untuk mengusir rasa jenuh tersebut. Sayangnya tindakan itu justru berdampak pada kecanduan anak terhadap gawai. Menurut Endang, keluhan itu banyak dialami para orangtua selama pandemi Covid-19.
Oleh sebab itu, dikatakannya bahwa strategi pembelajaran harus dirancang secara kreatif dan inovatif agar mencapai kompetensi yang diharapkan sekaligus terpenuhi kebutuhan tumbuh kembang anak.
Semangat belajar dapat ditumbuhkan oleh guru dan orangtua dengan merancang rutinitas membaca 15 menit serentak di rumah masing-masing secara virtual. Maupun aktivitas ibadah bersama antara siswa dan guru secara virtual.
"Untuk menjalin kedekatan antara siswa, orangtua, dan guru dapat dilakukan kegiatan family gathering secara virtual. Guru dan siswa dapat merancang kegiatan-kegiatan yang menyenangkan, menyegarkan, dan saling menyemangati satu sama lain," usulnya.
Ia menambahkan bahwa proses pembelajaran hendaknya dilakukan dengan menarik, informatif, dan komunikatif. Seperti menggunakan media video pembelajaran, media pertemuan daring yang fleksibel juga dapat melalui media sosial. Guru dapat membuat media pembelajaran dan menguploadnya secara gratis.
Baca Juga: Vaksin Covid-19 Aman dan Efektif, Ahli Desak Anak-Anak Harus Vaksinasi
Lebih jauh lagi dapat juga dilakukan dengan pertukaran pelajar secara daring, baik lingkup nasional maupun internasional antar negara. Siswa dapat melakukan proyek bersama teman-temannya dengan memanfaatkan teknologi.
"Apabila hal tersebut dilakukan, anak akan termotivasi untuk bersaing secara positif dan semangat belajar pun akan turut meningkat. Mereka akan berusaha tampil yang terbaik di hadapan teman-teman sebayanya," pungkas Endang.