Di beberapa negara, Acetazolamide hanya dapat boleh digunakan untuk pengobatan hewan seperti mengatasi glaukoma, mengendalikan kejang, dan penyakit ketinggian. Bagi beberapa orang, obat ini bisa menimbulkan efek samping berbahaya seperti reaksi alergi, mati rasa, otot melemah, kesulitan bergerak, dan sensasi dering di telinga.
4. Chloroquine dan hydrochloroquine

Obat ini sebenarnya digunakan untuk mengobati malaria dan beberapa jenis gangguan autoimun. Obat ini dianggap kurang efektif untuk pasien Covid-19 karena belum ada riset yang cukup.
Sebaliknya penggunaan yang tidak tepat akan memicu gastrointestinal. gangguan irama jantung yang bisa menghambat aliran oksigen ke seluruh tubuh.
Cetylpyridinium tidak direkomendasikan bagi pasien Covid-19 karena obat ini berfungsi sebagai obat kumur dan produk-produk kesehatan gigi. Menggunakannya untuk pasien Covid-19 justru dianggap menyalahi aturan.
6. Favipiravir
Meskipun obat antivirus ini disetujui di Cina dan Jepang untuk mengobati influenza, sejauh ini tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa obat tersebut efektif mengatasi Covid-19. Hingga kini masih dilakukan uji klinis untuk mengukur efektivitas dan efek samping dari Favipiravir.
7. Guaifenesin (Mucinex)
Baca Juga: Daftar Lengkap 184 Tempat Isolasi Terkendali Baru di DKI, Sekolah hingga Rumah Dinas Lurah
Guaifenesin merupakan obat batuk yang dijual bebas di pasaran. Namun, obat ini belum terbukti bisa digunakan untuk pasien Covid-19.