Penyebab dan Gejala Pneumonia Pada Anak, Orangtua Wajib Tahu

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Jum'at, 16 Juli 2021 | 18:27 WIB
Penyebab dan Gejala Pneumonia Pada Anak, Orangtua Wajib Tahu
Ilustrasi pneumonia [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penyakit pneumonia pada anak tidak hanya mengganggu pernapasan, tapi juga rentan menyebabkan kematian.

Karena itu, penting bagi orangtua mengetahui penyebab hingga gejala pneumonia pada anak agar tidak terlambat memberi pertolongan.

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Prof. Dr. Cissy B. Kartasasmita mengatakan pneumonia terjadi akibat adanya infeksi pada jaringan paru-paru sehingga menyebabkan pertukaran gas tidak bisa terjadi.

Bakteri penyebab sakit salah satunya pneumokokus terhisap kemudian berkembang di tenggorokan melalui darah lalu ke tempat lain atau paru-paru.

Baca Juga: Vaksin Pneumonia Apakah Boleh Diberikan dengan Vaksin Lain? Ini Kata Dokter Anak

Penyakit ini punya sederet gejala antara lain demam, anak merasa lemas, dan tidak mau makan serta minum, kesadarannya menurun sehinga terus tidur, masalah pada saluran cerna seperti diare, batuk.

Ilustrasi paru-paru, pneumonia (Pixabay/oracast)
Ilustrasi paru-paru, pneumonia (Pixabay/oracast)

Selain itu, anak bernapas cepat, merintih karena merasa sakit, cuping hidung kembang kempis karena ingin oksigen sebanyak mungkin serta tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam saat menarik napas.

"Batuk pilek dengan kesulitan bernapas dan napas cepat merupakan gejala pneumonia, ditambah tarikan dada ke dalam maka sudah berat dan mengancam jiwa," tutur Cissy, dilansir ANTARA.

Gejala lainnya, kebiruan di sekitar mulut menandakan kekurangan oksigen atau hipoksia, bunyi seperti "kreek" dan saturasi oksigen turun (normalnya 95-100 persen).

Agar anak tak terkena pneumonia, Cissy merekomendasikan orangtua bisa memberikan anak mereka ASI eksklusif termasuk kolostrum pada 5 hari hingga sepekan pertama yang mengandung berbagai zat antiinfeksi, vitamin A, memperhatikan kualitas udara di dalam rumah, menerapkan perilaku hidup bersih sehat (PHBS) seperti rajin mencuci tangan dan memberi anak nutrisi yang baik agar tidak terjadi malnutrisi.

Baca Juga: Hati-hati, Ini 7 Indikasi Pneumonia yang Perlu Kamu Tahu!

"Selain itu, cegah anak lahir dengan berat badan rendah melalui pemeriksaan kehamilan dengan baik, hindari anak terpapar asap rokok."

"Di dalam baju yang masih berbau nikotin, ada yang bisa masuk ke saluran napas, merusak pertahanan saluran napas. Di situ ada rambut-rambut kecil yang tidak bisa bergerak kalau kena asap rokok," kata Cissy.

Kalaupun sudah terlanjur terkena, anak bisa mendapatkan pengobatan sesuai petunjuk dokter misalnya antibiotik, cairan infus bila perlu. Kemudian, apabila terjadi komplikasi misalnya ada nanah di dalam kantung paru-paru lalu paru-paru menjadi kempis dan gagal napas, maka anak perlu dilarikan ke Intensive Care Unit (ICU). [ANTARA]

REKOMENDASI

TERKINI