Suara.com - Program vaksinasi Covid-19 Anak di Indonesia telah dimulai beberapa waktu lalu. Kabar baiknya, sejauh ini tidak banyak ditemukan kejadian ikutan pasca imunisasi.
Hal itu diungkapkan oleh Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) DKI Jakarta Prof. DR. dr. Rini Sekartini, SpA (K). Ia juga menegaskan bahwa berdasarkan penelitian yang dilakukan, vaksin COVID-19 aman untuk anak.
“Yang banyak ditemukan adalah nyeri di tempat suntikan dan tidak ada efek demam,” kata dokter spesialis anak dikutip dari ANTARA, Jumat, (16/7/2021).
Vakasinasi Covid-19 pada anak, lanjut dia, anak memiliki fungsi yang sama dengan imunisasi lainnya yakni merangsang pembentukan antibodi di dalam tubuh anak.
Baca Juga: IDAI Rilis Rekomendasi Vaksin Covid-19 untuk Anak, Ini 10 Poin Pentingnya
“Diharapkan dapat melindungi anak dari gejala yang berat dan memberikan kontribusi terhadap kejadian herd immunity,” kata Rini
Pada tanggal 1 Juli 2021, Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan Surat Edaran tentang vaksinasi tahap tiga bagi masyarakat rentan, masyarakat umum lainnya, dan anak usia 12-17 tahun.
Menurut rilis resmi yang dikeluarkan Kemenkes, vaksinasi bagi anak usia 12-17 tahun dapat dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan atau di sekolah/madrasah/pesantren berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Kanwil/Kantor Kemenag setempat untuk mempermudah pendataan dan monitoring pelaksanaan.
“Vaksinasi untuk anak dapat dilakukan di beberapa puskesmas. Di Jakarta dapat mendaftar di aplikasi JAKI,” ujar Rini.
Mekanisme vaksinasi pada anak tak jauh berbeda dengan vaksinasi pada usia di atas 18 tahun, mulai dari skrining, pelaksanaan, dan observasi. Peserta vaksinasi harus membawa kartu keluarga atau dokumen lain yang mencantumkan NIK anak.
Baca Juga: Menteri PPPA: Vaksin Covid-19 Untuk Anak Bentuk Perlindungan Bagi Anak Indonesia
Vaksin yang digunakan untuk anak usia 12-17 pada periode ini adalah vaksin Sinovac dengan dosis 0,5 ml sebanyak dua kali pemberian dengan jarak atau interval minimal 28 hari.
Pada saat ini, tren kasus COVID-19 pada anak meningkat. Rini mengatakan hal ini sejalan dengan naiknya angka kasus COVID-19 pada orang dewasa.
“Saat ini penyebaran kasus lebih banyak dari kluster keluarga, sehingga memudahkan penyebaran kasus COVID-19 pada anak,” jelas Rini
Merujuk data pemantauan COVID-19 di DKI Jakarta pada Jumat (16/7), ada 4.090 kasus positif yang dialami kelompok usia kurang dari 1 tahun, 16.019 kasus pada kelompok usia 1-4 tahun, dan 72.022 kasus pada kelompok usia 5-18 tahun.