WHO: Tak Ada Tempat yang Pandeminya Selesai, akan Ada Varian Lebih Berbahaya

Jum'at, 16 Juli 2021 | 14:07 WIB
WHO: Tak Ada Tempat yang Pandeminya Selesai, akan Ada Varian Lebih Berbahaya
Ilustrasi pandemi (freepik.com/prostooleh)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa tidak ada satu pun tempat yang pandeminya sudah hampir selesai. Badan PBB tersebut pada Kamis (15/7/2021) menegaskan bahwa bahwa varian yang lebih berbahaya kemungkinan akan muncul. 

Melansir dari US News, WHO merilis pernyataan yang menyatakan keprihatinan tentang jenis virus corona yang sangat menular seperti varian Delta. Mereka menyimpulkan bahwa pandemi Covid-19 tetap menjadi darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional.

"Kemungkinan kuat munculnya dan penyebaran global varian baru dan mungkin lebih berbahaya yang mungkin lebih menantang untuk dikendalikan," ujar Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers pada hari Kamis (15/7/2021).

"Kami prihatin bahwa pandemi kini disalahartikan akan segera berakhir," imbuhnya.  

Baca Juga: Buntut Kasus Pemalsuan Surat Vaksin, Pemkot Akan Seleksi Ketat Relawan Covid-19

Kelompok pakar internasional juga merekomendasikan agar negara-negara anggota tidak menggunakan bukti vaksinasi sebagai satu-satunya persyaratan untuk perjalanan internasional. Hal ini mengingat akses global yang terbatas dan distribusi vaksin Covid-19 yang tidak merata.

Ilustrasi Pandemi. (Pexels)
Ilustrasi Pandemi. (Pexels)


"Negara-negara harus mempertimbangkan pendekatan berbasis risiko untuk memfasilitasi perjalanan internasional dengan mencabut langkah-langkah, seperti pengujian atau persyaratan karantina, bila perlu sesuai dengan pedoman WHO," kata pernyataan para pakar.

WHO mengatakan bahwa kasus virus corona global terus meningkat dan kematian meningkat untuk pertama kalinya dalam sembilan minggu. Mereka menambahkan bahwa varian Delta yang sangat menular  diduga menjadi strain dominan yang beredar di seluruh dunia telah dilaporkan di lebih dari 120 negara.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI