Suara.com - Komite darurat Organisasi Kesehatan Dunia memperingatkan munculnya varian baru Covid-19 yang baru dan lebih berbahaya.
Varian baru ini dikahwatirkan menyebar ke seluruh dunia sehingga lebih sulit untuk menghentikan pandemi.
Dikutip dari France24, peringatakan itu merupakan kabar buruk, karena beberapa negara memerangi gelombang infeksi baru yang dipicu oleh varian baru, yaitu Delta yang pertama kali diidentifikasi di India.
Ketua komite Didier Houssin mengakui kepada wartawan bahwa "tren baru-baru ini mengkhawatirkan".
Baca Juga: Update Covid-19 Global: Brasil dan Indonesia Rekor Terus, TimTeng Kembali Jadi Sorotan
Dia mengatakan satu setengah tahun setelah WHO pertama kali mendeklarasikan status Darurat Kesehatan Masyarakat yang Menjadi Perhatian Internasional (PHEIC) - tingkat siaga tertingginya - ia mengatakan bahwa pihaknya masih terus meninggal ketertinggalan dari penyebaran virus.
Untuk saat ini, empat varian terkait Covid-19 mendominasi gambaran pandemi global: Alpha, Beta, Gamma dan terutama varian Delta yang menyebar cepat.
Tetapi komite memperingatkan bahwa yang lebih buruk bisa terjadi di depan. Ia menunjuk pada "kemungkinan kuat munculnya dan penyebaran global varian baru dan mungkin lebih berbahaya dari kekhawatiran yang mungkin bahkan lebih menantang untuk dikendalikan".
WHO menyatakan varian sebagai "perhatian" ketika mereka dilihat sebagai lebih menular, lebih mematikan atau memiliki potensi untuk melewati beberapa perlindungan vaksin.
"Pandemi tetap menjadi tantangan secara global dengan negara-negara menavigasi tuntutan kesehatan, ekonomi dan sosial yang berbeda," kata komite itu.
Baca Juga: Varian Baru Virus Corona Masuk Bali, Begini Reaksi Satgas Covid-19
"Negara-negara dengan akses lanjutan ke vaksin dan sistem kesehatan yang memiliki sumber daya yang baik berada di bawah tekanan untuk membuka kembali masyarakat mereka sepenuhnya," katanya.
Di sisi lain, "negara-negara dengan akses terbatas ke vaksin mengalami gelombang infeksi baru, melihat erosi kepercayaan publik" serta "meningkatnya kesulitan ekonomi, dan, dalam beberapa kasus, meningkatkan kerusuhan sosial", tambahnya.