BPOM: Efikasi Vaksin Pfizer 100 Persen Untuk Usia 12-15 Tahun

Kamis, 15 Juli 2021 | 19:31 WIB
BPOM: Efikasi Vaksin Pfizer 100 Persen Untuk Usia 12-15 Tahun
Vaksin Pfizer. (Anadolu Agency/Tayfun Coşkun)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Indonesia resmi akan menggunakan vaksin Covid-19 buatan Pfizer-Biontech setelah mendapat Emergency Use Authorisation dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM).

Ketua Badan POM (BPOM) menyebut, pemberian izin pakai darurat itu telah mengutamakan aspek mutu dan keamaman. 

"Berdasarkan data uji klinik fase 3 menunjukkan efikasi usia 16 tahun ke atas adalah 95,5 persen dan pada remaja usia 12 sampai 15 tahun adalah 100 persen," kata Penny dalam konferensi pers daring, Kamis (15/7/2021).

Dari hasil uji coba Fase 3 Pfizer-Biontech dibuktikan bahwa anak berusia 12 hingga 15 tahun, peserta yang menerima suntikan mengembangkan tingkat antibodi yang lebih tinggi terhadap virus corona dibandingkan dengan peserta anak berusia 16 hingga 25 tahun. Sehingga tingkat antibodi itu membuat vaksin dengan kemanjuran lebih tinggi. 

Baca Juga: Dorong Hotel Jadi Tempat Isoman, Serikat Buruh: Tenaganya Bisa dari Korban PHK

Ilustrasi Pfizer. [Don Emmert/AFP]
Ilustrasi Pfizer. [Don Emmert/AFP]

Dikutip dari Science News, tak satu pun dari 1.131 remaja 12-15 tahun yang divaksinasi Pfizer mengalami gejala Covid-19. Sementara ditemukan 18 kasus di antara 1.129 peserta usia 16-25 tahun.

Menurut Colleen Kelley, dokter penyakit menular di Emory University, Atlanta, efikasi yang tinggi terhadap remaja akan sangat membantu untuk mengakhiri pandemi. 

"Itu karena anak-anak di bawah 12 tahun tampaknya lebih kecil kemungkinannya untuk terinfeksi virus corona dibandingkan anak-anak yang lebih besar dan menularkannya kepada orang lain," katanya.

Sementara itu terkait efek sampingnya, dikutip dari situs resmi Pfizer disebutkan bahwa hasil studi klinis menunjukan reaksi merugikan hanya terjadi pada peserta berusia 16 tahun ke atas.

Efek samping berupa nyeri di tempat suntikan (84,1 persen), kelelahan (62,9 persen), sakit kepala (55,1 persen), nyeri otot (38,3 persen), menggigil (31,9 persen), nyeri sendi (23,6 persen), demam (14,2 persen), pembengkakan di tempat suntikan (10,5 persen), kemerahan di tempat suntikan (9,5 persen), mual (1,1 persen), malaise (0,5 persen), dan limfadenopati (0,3 persen).

Baca Juga: Wardah Dukung Percepatan Penanganan dan Penanggulangan Covid-19 di Indonesia

Karena itu, untuk keselamatan penggunaan, Badan Pengawas Obat dan Makanan AmerikaSerikat merekomendasikan hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan vaksin Pfizer-Biontech:

  1. Jangan berikan Vaksin Pfizer-BioNTech Covid-19 kepada individu yang diketahui memiliki riwayat reaksi alergi parah terhadap komponen Pfizer-BioNTech vaksin Covid-19.
  2. Pantau penerima Vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech untuk terjadinya efek samping langsung.
  3. Orang dengan imunokompromais, termasuk individu yang menerima terapi imunosupresan, mungkin memiliki respons imun yang berkurang terhadap Vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech.
  4. Vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech mungkin tidak melindungi semua penerima vaksin.
  5. Reaksi alergi parah, termasuk anafilaksis, telah dilaporkan setelah Pfizer-
    Vaksin BioNTech Covid-19 selama vaksinasi massal di luar uji klinis.
  6. Reaksi merugikan tambahan, beberapa di antaranya bisa saja serius, mungkin menjadi lebih jelas seiring meluasnya penggunaan Vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech.
  7. Belum cukup data yang tersedia dalam memberikan Vaksin Pfizer-BioNTech Covid-19 kepada ibu hamil dan bayi uang masih menerima ASI.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI