Sebut PPKM Darurat Tidak Efektif, Pakar Epidemiologi: Penularan Tidak Terjadi di Jalanan

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Kamis, 15 Juli 2021 | 19:20 WIB
Sebut PPKM Darurat Tidak Efektif, Pakar Epidemiologi: Penularan Tidak Terjadi di Jalanan
Sejumlah kendaraan melintas di jalan Tol JORR II, Jakarta, Rabu (14/7/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat alias PPKM Darurat berlangsung sejak 3 Juli 2021, dengan disekatnya sejumlah akses dan jalan di kota-kota besar pulau Jawa dan Bali.

Padahal menurut pakar epidemiologi Masdalina Pane, penyekatan jalan bukanlah cara efektif mencegah penularan virus Corona penyebab Covid-19.

"Apakah program pembatasan mobilitas efektif (mengedalikan covid-19 -red)? Enggak. Kalau untuk sementara mungkin bermanfaat hanya bagi mereka yang mobilitasnya tinggi, untuk menghambat penularan," paparnya dalam FGD Suara.com dengan tema PPKM Darurat Apakah Hanya Sekadar Memaksa Warga Diam di Rumah, Kamis (15/7/2021).

"Tapi kalau program utama pengendaliannya tidak dilakukan, yaitu tracing, ya tidak akan pernah selesai (pandemi Covid-19 -red)" tambah Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) ini lagi.

Baca Juga: DPR Minta Pemerintah Perhatikan Masyarakat di tengah Rencana PPKM Darurat 6 Minggu

Penyekatan PPKM Darurat di Pos Kalimalang, Jakarta Timur, Kamis (15/7/2021). (Suara.com/Yaumal Asri)
Penyekatan PPKM Darurat di Pos Kalimalang, Jakarta Timur, Kamis (15/7/2021). (Suara.com/Yaumal Asri)

Masdalina menjelaskan bahwa pengetatan yang dilaksanakan selama PPKM Darurat hanya menutup sejumlah ruas jalan.

Padahal menurutnya, potensi penularan terbesar justru terjadi bukan di daerah pusat kota, melainkan lingkungan perumahan.

"Kalau pengetatan hanya dilakukan di jalan-jalan lintas daerah, ya tidak efektif karena transmisi terjadi secara domestik di sekitar kita. Di RT, RW, di pasar. Makanya menurut kami PPKM Darurat ini tidak efektif," tegasnya.

Lalu apa solusi terbaik memutus rantai penularan Covid-19 menurutnya? Masdalina mengatakan salah satu metode yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan PPKM Mikro di tingkat RT dan RW.

Namun PPKM Mikro yang dimaksudnya bukanlah apa yang sempat dilakukan oleh pemerintah beberapa bulan yang lalu, di mana pembatasan dilakukan melalui wilayah luas seperti kota dan kabupaten dan hanya di waktu-waktu tertentu.

Baca Juga: Terungkap Alasan Pejabat Satpol PP Gowa Pukul Suami Istri Saat Operasi PPKM

"Kalau orang masih bisa keluar masuk di RT-nya hanya dibatasi pukul 20.00, Anda kira kita bisa bernegosiasi dengan virus agar bisa menularkan hanya di atas pukul malam saja? Nggak bisa begitu caranya lockdown secara mikro," terang Masdalina.

Menurutnya justru pembatasan terbaik dilakukan di tingkat terkecil, yakni di setiap rumah. Penguncian dan pembatasan terketat dilakukan di tingkat RT, yang berkoordinasi dengan pemerintah daerah mulai dari Kelurahan hingga Provinsi.

"Jadi misalnya setengah populasi dari di RT tersebut sudah positif Covid-19, langsung lakukan penguncian selama 10-14 hari. Bikin dapur umum, penuhi semua kebutuhan rumah tangga oleh pemerintah dibantu masyarakat. Jika ada yang memburuk baru dirujuk ke rumah sakit, itu konsep PPKM Mikro yang sebenarnya," tutup Masdalina.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI