Suara.com - Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengungkap pentingnya belajar dari pengalaman lonjakan kasus Covid-19 pertama, dalam menangani lonjakan kasus saat ini.
"Penting belajar dari pengalaman penanganan kasus pertama agar kita bisa mengidentifikasi apa yang bisa diperbaiki, agar lonjakan kedua bisa berakhir,” ungkapnya pada konferensi pers Perkembangan Penanganan Covid-19 Di Indonesia, Kamis (15/7/2021).
Saat ini, lanjutnya, pemerintah juga tengah fokus melakukan penambahan tenaga kesehatan untuk mengatasi pandemi Covid-19. Nantinya kebutuhan tersebut akan diisi oleh mahasiswa tingkat akhir yang belum melewati uji kompetensi alias UKOM.
Sedangkan untuk penambahan dokter, akan diambil dari dokter yang sudah menjalani masa studi internship. "Ini akan lebih banyak diambil dari dokter yang sudah menyelesaikan masa studi atau internship,” kata Prof. Wiku.
Baca Juga: KSPI: 10 Persen Buruh Manufaktur Positif COVID-19 Selama PPKM Darurat
Pada lonjakan kasus pertama, butuh waktu penanganan selama 13 minggu untuk mencapai angka penurunan kasus, dengan bantuan aturan PSBB 4 minggu, lalu dilonggarkan menjadi PSBB Transisi.
Selain tenaga kesehatan, kapasitas rumah sakit dan volume kerja laboratorium juga meningkat, mencapai 120.000 tempat tidur isolasi dan ruang ICU, serta 7.930 tempat tidur di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet.
“Laboratorium saat ini terdapat 742 dengan capaian pemeriksaan lebih dari 300 persen dari standar WHO. Tentunya evaluasi dan peningkatan terus dilakukan penanganan, agar penurunan kasus bisa sesegera mungkin,” ungkapnya lebih lanjut.