Suara.com - Lambung termasuk salah satu organ terpenting di dalam tubuh. Perannya sebagai 'mesin' pencerna makanan dengan enzim atau asam lambung yang diproduksinya sendiri.
Makanan dihancurkan untuk memecah zat gizi yang terkandung guna mempermudah penyerapan nutrisi dalam tubuh. Tetapi bagaimana jika yang masuk ke lambung justru benda tajam kecil seperti silet yang tak sengaja tertelan? Bisakah lambung menghancurkannya?
Sebelumnya mari kenali dulu cara kerja lambung. Dikutip dari Ruang Guru, lambung memproduksi getah lambung yang terdiri asam lambung (HCI), pepsin, lipase, renin, dan gastrin. Getah itu dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar pada dinding lambung bagian dalam.
Asam lambung termasuk getah terpenting dalam lambung. Senyawa yang memiliki rumus kimia HCl atau asam klorida itu tentunya memiliki bersifat asam. Kadar HCl dalam asam lambung sekitar 0,5 persen dari total getah lambung.
Baca Juga: Daftar Universitas Terbaik di Kalimantan Versi Webometrics 2021
HCl berfungsi sebagai disinfektan atau pembunuh kuman yang mengubah pepsinogen menjadi pepsin. HCl juga merangsang usus, hati, dan pankreas untuk mencerna makanan.
Fungsi lain dari asam lambung adalah untuk membantu penyerapan air, protein, dan pepsin. Juga berfungsi untuk mencerna makanan dan mencegah mikroorganisme masuk lebih jauh ke dalam usus.
Setelah melewati lambung, asam klorida dalam kim (makanan yang sudah halus) akan dinetralkan oleh natrium bikarbonat dalam usus dua belas jari. Selain itu, asam lambung dapat mengendorkan pilorus (saluran akhir pada lambung yang menghubungkan lambung ke usus halus), karena HCl bersifat asam dengan pH (derajat keasaman) kurang lebih 1-3.
Dengan tingkat keasaman tersebut, sangat memungkinkan untuk dapat membakar bahan-bahan yang terbuat dari besi dan baja. Walaupun sangat kuat, tapi asam lambung tidak sampai menghancurkan perut.
Perut mampu mencerna makanan berkat asam klorida. Tetapi, asam itu juga bisa menyerang perut. Oleh karena itu, perut sudah otomatis melindungi dirinya dengan mengeluarkan larutan alkali bikarbonat yang dapat mengurangi kadar asam.
Baca Juga: Daftar 30 Link Pengumuman SBMPTN 2021, Termasuk Universitas Singaperbangsa Karawang
Lapisan lambung pun terus-menerus berganti dan sepenuhnya memperbarui dirinya sendiri setiap empat hari sekali. Itu sebabnya meskipun hampir separuh lambung terisi oleh asam klorida yang korosif tapi lambung tetap terlindungi dari kadar asamnya yang sangat kuat.
Zat asam memiliki peringkat pada derajat keasaman mulai dari 0 hingga 14. Semakin rendah tingkat pH maka semakin kuat asamnya. Asam lambung pada tubuh manusia biasanya ada di skala 1,0 sampai 3,0. Artinya asam lambung memiliki pH yang sangat kuat.
Walaupun pada beberapa kasus pH tidak selalu berpengaruh ke sifat korosif larutan, namun kebanyakan yang memiliki pH ekstrim (pH<4 dan pH>9) biasanya memiliki sifat korosif yang tinggi. Contohnya H2SO4 dengan pH 2,7 dan HF dengan pH 3,7.
Dengan skala pH asam klorida yang sangat kuat itu, besi yang semula kokoh jika terendam dalam larutan asam klorida (HCl) dapat perlahan mengalami korosi dan berkarat lalu hancur. Bahkan dalam sebuah penelitian, para ilmuwan menemukan bahwa punggung pisau bermata satu yang menebal karena karat bisa larut setelah 2 jam perendaman dalam asam lambung atau asam klorida.
Uniknya lagi, salah satu zat pada asam lambung ini dapat ditemui di kehidupan sehari-hari. Yaitu, hidro klorida (HCI) yang biasa digunakan pada cairan pembersih karat pada logam dan noda pada keramik. Asam klorida pun biasa digunakan untuk proses pemurnian garam dapur dan dimanfaatkan untuk proses pengolahan kulit.
Asam klorida (HCl) yang terdapat di dalam lambung manusia memang memiliki pH yang sangat kecil yang menjadikannya sangat korosif. Namun, dengan struktur organ dalam tubuh manusia yang sangat rentan terhadap benda tajam, apakah silet bisa sampai masuk ke dalam lambung jika tertelan? Tentu silet akan lebih dulu menimbulkan rasa sakit di tenggorokan hingga kerongkongan sebelum bisa masuk ke dalam lambung.