Duh, Usai Sembuh dari Covid-19 Anak Masih Alami Sakit Kepala dan Otak Berkabut

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Kamis, 15 Juli 2021 | 11:25 WIB
Duh, Usai Sembuh dari Covid-19 Anak Masih Alami Sakit Kepala dan Otak Berkabut
Dukungan Psikososial Bagi Pasien Covid-19 Anak. (Dok. OT Group)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kasus Covid-19 anak di Indonesia belakangan terus meningkat. Bahkan, sebagia di antaranya juga dinyatkaan meninggal.

Meski sembuh, anak yang sempat positif Covid-19 dikabarkan masih mengalami keluhan. Selain keluhan MISC (multisystem inflammatory syndrome pada anak), para ahli juga melihat anak-anak yang menderita Covid ringan mengalami pemulihan yang tertunda.

Dilansir dari Healthshot, Dr Rahul Nagpal, Direktur, Pediatri, Rumah Sakit Fortis Vasant Kunj mengatakan bahwa untungnya, anak-anak tidak terkena Covid yang sangat parah.

Ilustrasi anak pakai masker. (Shutterstock)
Ilustrasi anak pakai masker. (Shutterstock)

"Kami mendapatkan beberapa pasien yang memiliki penyakit jantung bawaan, beberapa gangguan ginjal, asma berat atau obesitas yang memerlukan rawat inap.”

Baca Juga: Tutup Selama PPKM Darurat Medan, Pedagang Kain: Bisa Makan Saja Syukur!

Ia menjelaskan, usai sembuh dari Covid-19, mereka masih melihat adanya sindrom inflamasi multisistem pada anak-anak. Itu terjadi dalam satu hingga dua persen kasus, tetapi itu juga merupakan jumlah yang sangat besar.

"Dengan obat dan identifikasi yang tepat, penyakit ini dapat disembuhkan. Kemudian banyak pasien diare, lelah, pegal-pegal, gangguan pencernaan,” ujarnya.

Dokter senior mengatakan bahwa beberapa remaja datang dengan sakit kepala, yang mungkin merupakan awal dari migrain di dalamnya. Tapi perlu dipelajari lebih lanjut.

Dr Shuchin Bajaj, Pendiri-Direktur, Ujala Cygnus Group of Hospitals, mengatakan bahwa anak-anak menghadapi masalah otak berkabut dan tidak dapat mengingat apa yang mereka pelajari.

“Mereka tidak punya banyak energi tersisa, stres, cemas. Orang tua mungkin mengacaukan brain fogging dengan anak-anak yang mencoba membuat alasan untuk tidak belajar atau menghadiri kelas online tetapi ini adalah gejala nyata, ”katanya.

Baca Juga: Varian Delta Menyebar di Luar Jawa, DPR Minta Pemerintah Siapkan Skenario Terburuk

Bajaj juga mengatakan, pada anak-anak yang mengidap Covid-19 berat, ditemukan gejala seperti sesak napas, detak jantung yang parah bahkan saat pergi ke toilet, sakit kepala parah.

“Gejala-gejala ini ditemukan bertahan selama tiga hingga empat bulan,” tambahnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI