Namun, mereka dengan fungsi hati yang lebih buruk atau sirosis dekompensasi memiliki perlindungan yang lebih rendah terhadap infeksi virus corona Covid-19 dibandingkan dengan pasien dengan sirosis kompensasi atau orang tanpa gejala yang masing-masing 50,3 persen dan 66,8 persen.
Sedangkan, perlindungan terhadap infeksi virus corona Covid-19 menjadi 78,6 persen meskipun dosis kedua vaksin Covid-19 ini telah ditingkatkan.
Para peneliti menyimpulkan kesenjangan pengetahuan yang signifikan berkaitan dengan tingkat kemanjuran vaksin Covid-19 pada pasien sirosis, terutama orang yang menderita penyakit dekompensasi.
Perlu dipahami bahwa pasien sirosis yang vaksinasi maupun tidak akan menghadapi jumlah infeksi virus corona Covid-19 yang sama dalam 28 hari setelah suntikan pertama, meskipun manfaat dari vaksinasi dilaporkan setelah 28 hari.
Adapun pasien sirosis yang terlibat dalam penelitian ini rata-rata berusia sekitar 69 tahun , yang mana 97 persennya laki-laki dan 60 persen berkulit putih.
“Studi kohort dari veteran AS ini menemukan bahwa pemberian vaksin mRNA berkaitan dengan risiko penurunan infeksi virus corona Covid-19 yang tertunda. Tapi, vaksin ini bisa menurunkan risiko rawat inap dan kematian akibat Covid-19 yang cukup signifikan pada pasien sirosis," jelasnya.
Penulis penelitian mengatakan bahwa sementara pasien sirosis menginduksi respons terbatas terhadap vaksin Covid-19 lain dan sudah terbukti bahwa vaksin mRNA lebih membantu menurunkan risiko infeksi virus corona Covid-19.