Agar Pasien Isolasi Mandiri Tetap Aman, Ini Hal yang Mesti Diperhatikan

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Rabu, 14 Juli 2021 | 14:45 WIB
Agar Pasien Isolasi Mandiri Tetap Aman, Ini  Hal yang Mesti Diperhatikan
Isolasi Mandiri. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kasus Covid-19 harian di Indonesia masih terus bertambah. Bahkan sempat tercatat tembus ke lebih dari 40 ribu kasus perhari.

Data Worldmeters juga mencatat bahwa pada 11 Juli 2021, Indonesia mencatat rekor kematian harian Covid-19 tertinggi di dunia dengan 1,007 jiwa, menyalip India dengan 720 kasus kematian dan Rusia dengan 749 kematian.

Tingginya penambahan kasus Covid-19 ini membuat fasilitas kesehatan penuh. Sehingga banyak pasien yang tidak tertampung.

Akhirnya mereka yang bergejala ringan disarankan untuk melakukan isolasi mandiri (isoman). Hal ini dilakukan sebagai upaya membantu pasien dengan gejala lebih berat agar berkesempatan mendapatkan perawatan
rumah sakit.

Baca Juga: Pekan Ini, Pasien COVID 19 Sumsel Terbanyak selama Pandemi

Ilustrasi virus corona, covid-19. (Pexels/@Anna Nandhu Kumar)
Ilustrasi virus corona, covid-19. (Pexels/@Anna Nandhu Kumar)

“Sangat menyedihkan tentunya saat kita melihat berita penambahan kasus aktif COVID-19 di Indonesia setiap harinya. Di sinilah peran aktif kita sebagai masyarakat sangat dibutuhkan untuk saling bekerjasama mengurangi penularan serta menurunkan angka kasus positif COVID-19,” ujar Karin Zulkarnaen, Chief Marketing Officer, Allianz Life Indonesia, dalam keterangannya yang diterima Suara.com, Rabu, (14/7/2021). 

Untuk itu penting bagi mereka yang isolasi mandiri mengikuti panduan aman agar bisa kembali pulih.

Beberapa hal dasar yang harus diperhatikan dalam menjalani isoman yaitu, pasien harus tinggal di kamar terpisah, menyediakan ventilasi yang baik, serta pasien harus menggunakan masker medis walaupun di dalam rumah.

Sedangkan, tata cara yang dapat dijadikan panduan isolasi mandiri meliputi, memeriksa suhu dan saturasi oksigen secara teratur selama tiga kali sehari (suhu normal 36,5 – 37,5 derajat Celcius dan saturasi normal 95% ke atas), minum obat yang diresepkan dokter secara teratur, sering mencuci tangan dan menggunakan disinfektan mengandung 70 persen alkohol, serta meluangkan waktu 15 menit di bawah sinar matahari secara setiap harinya.

Pasien Covid-19 yang melakukan isoman pun perlu memikirkan biaya-biaya yang harus dikeluarkan selama masa isolasi. Pasien dapat melakukan telekonsultasi, pembelian obat secara online dan juga melakukan tes swab PCR dan antigen home visit. Menanggapi hal tersebut, sikap preventif perlu dilakukan oleh masyarakat, salah satunya adalah melindungi diri dan keluarga dengan asuransi.

Baca Juga: Cegah Lonjakan Kasus Covid-19, Ribuan Napi di Makassar Dapat Asimilasi Rumah

Asuransi dapat menjadi solusi peringan beban di kala isolasi mandiri. Selama melakukan isoman, selain biaya untuk telekonsultasi dan obat tentunya pasien juga memerlukan biaya untuk makanan bergizi, disinfektan, masker dan sebagainya.

Karin Zulkarnaen menambahkan, bahwa banyak keluarga yang khawatir akan tersedianya fasilitas kesehatan bagi pasien COVID-19 dengan meningkatnya jumlah kasus akhir-akhir ini.

"Untuk itu, kami memperluas manfaat proteksi khusus selama bulan Juli dengan program ISOMAN AMAN sehingga nasabah tidak perlu cemas apabila harus menjalani isolasi mandiri di fasilitas bukan rumah sakit atau di rumah sendiri," kata dia.

Program ini akan menanggung biaya-biaya medis yang dibutuhkan dengan sistem reimbursemen kepada nasabah yang terdiagnosa Covid-19 dan memerlukan isolasi mandiri. 

Semua itu mencakup biaya uji swab PCR sampai dinyatakan sembuh dengan maksimum biaya Rp900.000 untuk setiap tes yang dilakukan, konsultasi dokter, pemeriksaan diagnostik dan laboratorium hingga obat, vitamin dan suplemen yang dibutuhkan secara medis oleh pasien isolasi mandiri COVID-19

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI