Suara.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin akhirnya mengungkapkan proses pengadaan vaksin Sinopharm yang digunakan untuk vaksinasi berbayar individu.
Budi menegaskan bahwa vaksin tersebut dibeli oleh industri dan Badan Usaha Milik Negara. Demikian seperti dikutip dari ANTARA.
"Vaksin Sinopharm ini dibeli Industri dan BUMN. Kalau hibah pribadi dari Raja Uni Emirat Arab (UEA) ke Bapak Presiden Joko Widodo, tidak dijual oleh Bio Farma," katanya saat hadir secara virtual dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi IX DPR RI yang dipantau dari Jakarta, Selasa.
Vaksin Sinopharm hasil hibah UEA menurut Budi dikelola sangat hati-hati. Setiap penggunaannya selalu dengan arahan dari Presiden Joko Widodo.
Baca Juga: Waspada! Menkes Sebut Covid-19 Varian Delta Sudah ke Luar Pulau Jawa, Salah Satunya Kaltim
"Tadinya vaksin ini mau dipakai untuk haji," katanya.
Namun karena pelaksanaan haji pada tahun ini ditiadakan, kata Budi, maka sesuai petunjuk Presiden Joko Widodo, vaksin Sinophram tersebut sudah diarahkan untuk para difabel.
"Ini diberikan sebagai jatah pribadi Bapak Presiden ke difabel-difabel di zona merah,” katanya.
Budi menambahkan penggunaan vaksin Sinopharm program vaksinasi berbayar untuk individu ini menggunakan vaksin dari program Gotong Royong yang dibeli oleh industri dan BUMN.
Vaksinasi berbayar ini juga memberi akses kepada beberapa warga negara asing (WNA) yang sudah tinggal di Indonesia dan belum memperoleh suntikan vaksin COVID-19.
Baca Juga: 1,4 Juta Vaksin Sinopharm Kembali Tiba di Indonesia
Khusus terkait harga, Budi mengatakan, akan segera ditetapkan dan pelaksanaannya tidak dilakukan di sentra vaksinasi atau fasilitas kesehatan lainnya yang telah melayani vaksinasi program pemerintah.